Justin Trudeau & Joe Biden Bahas NATO hingga Virus Corona via Telepon

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau mulai menjajaki kerja sama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden. Melalui sambungan telpon, PM Trudeau membahas masalah seputar virus corona, perubahan iklim, juga NATO.

“Saya berbicara dengan Joe Biden dan kembali mengucapkan selamat atas pemilihannya. Kami telah bekerja sebelumnya, dan kami siap melanjutkan pekerjaan itu, serta mengatasi tantangan dan peluang yang dihadapi kedua negara kami, termasuk perubahan iklim dan COVID-10,” tulis PM Justin Trudeau dalam akun Facebook, Selasa, 10 November 2020.

PM Trudeau merupakan salah satu pemimpin dunia pertama yang memberikan selamat kepada Biden usai mendapatkan cukup suara elektoral untuk memenangkan Pemilihan Presiden AS.

Seperti halnya Trudeau, Biden pun berharap dapat bekerja sama dengan Kanada dalam menangani masalah pandemic virus corona, merevitalisasi hubungan bilateral ekonomi, memperkuat kerja sama NATO, dan memerangi perubahan iklim, demikian pernyataan dari tim transisi Biden.

“Kami berbicara mengenai tantangan spesifik tersebut hari ini, serta masalah perdagangan, energi, NATO, rasisme anti-hitam, dan penahanan sewenang-wenang Cina atas Michael Kovrig dan Michael Spavor. Kemudian juga masalah lainnya. Presiden terpiliha Biden dan saya setuju untuk tetap berhubungan dan bekerja sama secara erat,” sambungnya.

Sebagai catatan, Kejaksaaan Cina memperkarakan dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor atas tuduhan spionase. Keduanya diperkarakan usai ditahan selama kurang lebih 18 bulan di pusat detensi Cina.

Perkara keduanya diduga kuat sebagai balasan Cina terhadap Kanada atas perkara eksekutif Huawei, Meng Wanzhou. Di mana pada 2018, Wanzhou ditangkap di Kanada atas permintaan Washington, untuk perkara penipuan dan pelanggaran sanksi dagang terhadap Iran.

Pengadilan Kanada kemudian memutuskan ekstradisi Wanzhou ke Amerika Serikat akan tetap berlangsung. Saat itu Cina mengatakan apa yang dilakukan Kanada adalah sebuah kesalahan besar. Mereka kemudian mengancam akan membalas, dan kasus Spavor dan Kovrig diyakini sebagai wujud pembalasan Cina terhadap Kanada.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini