MATA INDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri Boris Johson mengatakan Inggris akan kembali memberlakukan lockdown nasional setelah Negeri Ratu Elizabeth itu melewati angka satu juta kasus akibat infeksi virus Corona. Gelombang kedua virus Corona yang melanda negara-negara di Eropa diyakini akan lebih mengancam dari sebelumnya.
Inggris yang memiliki jumlah angka kematian terbesar di Eropa akibat infeksi virus Corona tengah berjuang dengan lebih dari 20 ribu kasus baru setiap harinya. Para ilmuwan bahkan telah memperingatkan skenario “kasus terburuk” dengan 80 ribu kematian dapat terlampaui.
Setelah berita mengenai lockdown nasional babak kedua bocor ke permukaan, PM Johnson langsung mengadakan konferensi pers. Ia mengatakan bahwa lockdown di Inggris akan dimulai pada Kamis (5/11) dan berakhir pada 2 Desember 2020.
“Kita harus bertindak sekarang. Kecuali jika kita bertindak, kita bisa melihat kematian di negara ini mencapai beberapa ribu sehari,” kata PM Johnson, diapit oleh Kepala Petugas Medisnya, Chris Whitty dan Kepala Penasihat Ilmiahnya, Patrick Vallance, melansir Reuters, Minggu, 1 November 2020.
PM Johnson menambahkan, pemerintah Inggris akan menghidupkan kembali skema subsidi upah darurat akibat infeksi virus Corona untuk memastikan pekerja yang diberhentikan sementara selama lockdown menerima 80% gaji mereka.
Toko-toko penting, sekolah, dan universitas akan tetap buka, begitu juga dengan kompetisi profesional akan terus berlanjut. Sementara dengan kompetisi amatir akan dihentikan untuk sementara waktu.
Pub akan ditutup, sementara restoran hanya akan melayani take away. Perjalanan internasional keluar juga tidak disarankan kecuali untuk pekerjaan. Semua ritel non-esensial akan ditutup.
Pemerintah Inggris memastikan tempat ibadah akan tetap dibuka untuk doa pribadi. Meskipun pemakaman akan dibatasi hanya untuk anggota terdekat saja.