KPU: Pembentukan Tim Investigasi Kematian Petugas KPPS Tidak Relevan

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kubu calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Sandiaga menginginkan pembentukan tim investigasi kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Namun usulan itu dikritisi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Viryan Aziz.

Viryan menyebut bahwa ide pembentukan tim tidak relevan lagi karena penyebabnya sudah diketahui berdasarkan hasil audit medis oleh Kementerian Kesehatan. “Sebab audit medis itu telah dilakukan sejak rekapitulasi suara dilakukan di tingkat kecamatan,” kata dia di Jakarta, Rabu 8 Mei 2019.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, menggagas pembentukan tim investigasi kematian petugas KPPS pada Pemilu 2019, yang jumlahnya sudah lebih dari 400 orang.

Namun Aziz mengatakan KPU saat ini lebih memfokuskan diri mempercepat proses penyaluran santunan kepada keluarga petugas KPPS. Baik yang wafat maupun yang sakit dan dirawat di rumah sakit.

“Perlu diketahui Pemilu 2014 terdapat 157 petugas KPPS meninggal dan tidak ada santunan untuk mereka. Santunan untuk petugas KPPS pada Pemilu 2019 ini merupakan hal positif dan sebaiknya perlu diapresiasi,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, yang relevan saat ini adalah mencari solusi untuk pemilu selanjutnya di Indonesia yang bisa lebih meminimalisir potensi korban jatuh dari petugas KPPS saat bertugas.

“Sebenarnya sebelum pelaksanaan Pemilu 2019 ini kami sudah dilakukan beberapa antisipasi, seperti mengurangi batas maksimal jumlah pemilih di setiap TPS dan menambah durasi penghitungan suara di setiap TPS,” kata dia.

Menanggapi pernyataan Hamzah soal kemungkinan kematian petugas KPPS akibat racun, Viryan pun hanya menjawab secara sinis. “Kami sudah datang ke beberapa keluarga korban ya. Apakah Fahri sudah takziah ke keluarga korban?,” kata dia.

Berita Terbaru

OPM Kembali Lakukan Aksi Brutal Terhadap Aparat Keamanan di Puncak Jaya

Jakarta – Tindakan brutal yang dialami personel Polsek Ilu, Bripka Arif Hidayat, kembali mempertegas kekejaman aksi teror yang diduga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini