Kelanjutan Liga 1 Belum Jelas, Potongan Gaji Skuat Persib Tak Ditambah

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANDUNG – Meski belum jelas kapan kompetisi Liga 1 2020 dilanjutkan, manajemen Persib tak menambah besaran potongan gaji para pemain dan staf pelatih.

Sejak pandemi Covid-19, semua klub melakukan pemotongan gaji termasuk Persib. Berdasarkan pedoman PSSI, klub boleh memotong gaji hingga 50 persen. Kabarnya, ada klub yang menambah besaran potongan gaji karena kelanjutan kompetisi masih belum jelas.

Meski demikain, manajemen Persib tetap melakukan pemotongan gaji sebesar 50 persen. Di tengah ketidakpastian kapan kompetisi dilanjutkan, manajemen Maung Bandung tak berencana menambah besaran pemotongan gaji melebihi 50 persen.

Pelatih Robert Rene Alberts mengapresiasi kebijakan manajemen yang masih menggaji mereka sesuai dengan aturan PSSI meskipun liga ditunda. Menurut di, itu menunjukkan bahwa manajemen Persib ada di level top dalam menghargai kinerja pemain dan pelatih.

“Tidak (terdampak), kami tetap dibayar sebesar 50 persen sesuai dengan peraturan yang dibuat PSSI. Klub juga profesional, manajemen berada di level kelas atas untuk menyikapi itu,” kata Robert, dikutip dari Simamaung, Senin 19 Oktober 2020.

Robert menambahkan, klub tidak dirugikan dengan keputusan mereka tetap menggaji tim senilai 50 persen. Hal itu karena skuat Maung Bandung tetap berlatih bersama dan tak meliburkan para pemain di tengah ketidakjelasan kompetisi. Persib masih rutin berlatih bersama meski Robert berasumsi liga baru berjalan Januari 2021.

“Karena kami juga tetap berlatih, jadi semua tetap normal. Seperti yang saya sampaikan, kami fokus pada memulai liga pada Januari dan saat ini agenda latihan berdasarkan itu. Jadi kami perlu untuk secara serius melakukan persiapan dan menaikan intensitas maupun volume latihan,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini