Tunjukan Kartun Nabi Muhammad saat Mengajar, Guru di Prancis Tewas Ditikam

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nasib nahas menimpa seorang pengajar sekolah menengah di Prancis. Guru yang tak diberitahu identitasnya itu tewas ditikam seorang pemuda di dekat sekolah tempatnya mengajar pada awal bulan ini.

Guru tersebut merupakan pengajar sejarah. Menurut kabar, guru itu sebelumnya menampilkan kartun Nabi Muhammad SAW kehadapan murid-muridnya.

Dilansir dari sumber, pejabat Prancis menilai tindakan guru tersebut dianggap menghujat umat Islam. Penyerang pun akhirnya ditembak mati oleh polisi tidak jauh dari lokasi penikaman pada Jumat 16 Oktober 2020 sore waktu setempat.

“Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajar, dia mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada wartawan di lokasi serangan itu.

Penyiar Prancis BFMTV melaporkan, tersangka yang menikam guru tersebut berusia 18 tahun dan lahir di Moskow. Petugas penegak hukum tidak menyebutkan nama penyerang, maupun korban.

Polisi setempat juga mengatakan bahwa ada saksi yang mendengar penyeranh itu berteriak “Allahu Akbar,” atau “Allah Maha Besar” usai menyerang guru tersebut.

Peristiwa itu terjadi di jalan di depan sekolah menengah tempat korban bekerja, di pinggiran kota Conflans Sainte-Honorine. Daerah tersebut merupakan lingkungan kelas menengah dengan banyak penduduk yang pulang pergi bekerja di Paris.

Tak hanya itu, Macron juga nenegaskan bahwa ini merupakan. Tindakan teroris. Ia bertekad akan melawan dan menanganinya.

“Mereka tidak akan menang. Kami akan bertindak. Dengan tegas, dan cepat. Anda dapat mengandalkan tekad saya,” ucap Macron.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini