NASA Luncurkan Toilet untuk Astronot ke Bulan Seharga Rp 342 Miliar

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-NASA bakal meluncurkan toilet gravitasi nol untuk membantu para astronot yang harus “buang air besar” selama misi luar angkasa.

Toilet titanium yang dinamakan Universal Waste Management System (UWMS) bakal diuji di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebelum kemungkinan digunakan dalam misi ke Bulan di masa depan.

Toilet seharga 23 juta US dolar atau setara dengan Rp 342 miliar, akan menyedot limbah dari tubuh, lalu dikirim ke stasiun dengan kapal kargo.

NASA mengatakan “sistem vakum” toilet itu dirancang untuk kenyamanan astronot wanita, tidak seperti model sebelumnya.

Toilet tersebut menggunakan sistem vakum untuk menyedot limbah dari tubuh di lingkungan tanpa gravitasi. Untuk privasi, toilet itu terletak di dalam bilik, seperti di kamar mandi di Bumi pada umumnya.

Dengan berat 45kg dan tinggi 71cm, toilet ini 65 persen lebih kecil dan 40 persen lebih ringan dari yang saat ini digunakan. Menurut NASA, toilet itu juga didesain dengan lebih memperhatikan kenyamanan astronot wanita.

Roket yang membawa kapal kargo seharusnya diluncurkan dari Pulau Wallops, Virginia, pada Kamis 1 Oktober 2020. Namun, misi itu dibatalkan kurang dari tiga menit sebelum lepas landas karena kesulitan teknis.

Roket Antares Northrop Grumman mengirimkan toilet baru sebagai bagian dari kargo yang terdiri dari peralatan sains, perlengkapan kru, dan suku cadang.

“Bagian besar dari proyek kami adalah mengoptimalkan penggunaan toilet untuk kru wanita,” kata Melissa McKinley kepada CBS News, sebagaimana dilansir BBC.

Perbaikan desain ini akan diuji di ISS sebelum akhirnya dibangun di kapsul Orion yang akan membawa astronot ke Bulan. Uji coba yang sukses adalah hal yang diharapkan para astronot.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini