MATA INDONESIA, MADRID – Habis Manis, Sepah Dibuang. Pepatah yang cocok menggambarkan sosok Gareth Bale. Meski demikian, Bale tak menyesal main di Real Madrid.
Bale menjadi pemain termahal dunia ketika Madrid memboyongnya dari Tottenham Hotspur di 2013. Tujuh tahun di El Real, Bale meraih banyak gelar bergengsi termasuk empat trofi Liga Champions, impian banyak pesepakbola top dunia.
Nasib Bale berubah dalam dua musim terakhir. Selain karena cedera, hubungan Bale dengan fans tak akur. Dia kerap dicemooh ketika main di Santiago Bernabeu. Fans Madrid marah ketika Bale membentangkan spanduk yang isinya mengutamakan Wales, main gol, baru Madrid.
Musim lalu, Bale kehilangan tempat utama dalam tim asuhan Zinedine Zidane. Total, pemain 31 tahun itu hanya tampil 20 kali. Musim ini, Madrid meminjamkan Bale ke Tottenham selama semusim penuh. Bale kembali ke klub yang membesarkan namanya.
“Tidak, saya tak menyesal main di Real Madrid. Saya hanya berusaha dan bermain sepak bola, itu saja yang bisa saya lakukan. Apa yang diungkapkan di luar sana tidak bisa saya kontrol,” ujar Bale, dikutip dari Sky Sports, Jumat 25 September 2020.
“Seperti saya bilang, saya tak ada penyesalan atas apa yang sudah saya lakukan. Terlepas apa yang dikatakan orang di luar sana, itu terserah mereka. Main di tempat kultur berbeda, negara berbeda, membuat saya berkembang sebagai sosok pribadi dan juga pesepakbola,” katanya.