Wajib Tahu Ni Gaes! 5 Aksara Ini yang Paling TER- di Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Hari ini, seluruh dunia memperingati Hari Aksara Internasional atau biasa juga disebut sebagai Hari Literasi Internasional. Peringatan tahunan ini bertujuan untuk mengingatkan publik akan pentingnya literasi sebagai masalah martabat dan hak asasi setiap manusia.

Peringatan Hari Aksara Internasional terus dilakukan untuk menjaga kesadaran pentingnya melek huruf bagi manusia sehingga dapat terus memajukan agenda literasi menuju masyarakat yang lebih melek huruf dan berkelanjutan. Dengan begitu, penting bagi masyarakat seluruh dunia untuk terus membawa nilai-nilai penting dari Hari Aksara Internasional.

Nah, ngomong-ngomong soal aksara, kamu tahu nggak sih, ada berapa jumlah aksara yang tersebar di seluruh dunia? Pasti ada banyak sekali, ya. Jumlah bahasa yang ada saja, jumlahnya melebihi jutaan, apalagi aksaranya, ya, kan?

Namun, ada lima aksara yang memang menjadi acuan atau ter- dari seluruh aksara yang ada di dunia.

  1. Aksara Tertua

Berdasarkan sejarah, aksara Paku dianggap sebagai aksara tertua di dunia. Aksara ini pertama kali muncul sekitar 3000 tahun yang lalu di lembah sungai Efrat dan Tigris (sekarang Irak) dan dikembangkan oleh Bangsa Sumeria. Bentuk aksara inilah yang menjadi cikal bakal terciptanya segala jenis aksara yang berkembang di dunia.

Penelitian ini dinyatakan oleh George Scheder. Ia juga menjabarkan bahwa pada perkembangannya, Bangsa Sumeria ditaklukan oleh bangsa-bangsa lain. Pada saat itu, aksara paku juga diambil alih kepemilikannya kepada para penjajah itu. Sejak saat itulah, aksara paku berkembang dan terus digunakan oleh orang Persia, Babilonia, dan bangsa-bangsa lain hingga awal masa perhitungan tahun dunia barat.

  1. Aksara Termuda

Kalau ada aksara tertua, pasti ada aksara termuda. Kamu tahu nggak kira-kira aksara yang paling modern, paling mutakhir diciptakan di seluruh dunia? Jawabannya ada di Korea.

Yap, seperti yang dilansir dalam website http://asiasociety.org, aksara Hangul yang dipakai di Korea termasuk ke dalam salah satu aksara termuda yang sudah diciptakan.

Aksara Hangul ini juga sangat dicintai di negaranya. Korea memiliki hari peringatan khusus yakni pada 9 Oktober sebagai hari Hangul. Oh, ya, selain sebagai aksara termuda yang ditemukan, konon aksara Hangul juga dinobatkan sebagai aksara yang paling logis di dunia.

  1. Aksara Tersulit

Status aksara tersulit ini masih diduduki oleh aksara mandarin. Sudah jadi rahasia umum bahwa bahasa Mandarin merupakan bahasa tersulit untuk dipelajari. Ternyata, salah satu penyebabnya adalah aksaranya ini memiliki ragam dialek yang berbeda.

Untuk menyederhanakannya, ada tiga jenis bahasa Mandarin, yakni Mandarin Tradisional (北方話), Mandarin Sederhana (北方话), dan Hanyu Piyin (Běifāng Fāngyán) atau Mandarin ragam bahasa percakapan Utara.

Ini saja sudah memusingkan. Nah, sekarang bayangkan bahwa masing-masing ragam ini, memiliki jenis aksaranya sendiri-sendiri. Menurut catatan, Beifanghualah yang mempunyai lebih banyak penutur daripada bahasa apapun yang lainnya dan terdiri dari banyak jenis termasuk versi-versi yang sama sekali tidak dapat dimengerti.

  1. Aksara (yang) Terbanyak digunakan di dunia

Aksara yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah aksara latin atau yang kita kenal juga dengan Alfabet. Pada awalnya, aksara ini digunakan oleh bangsa Semit sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Awalnya aksara ini dikenal dengan sebutan aksara Romawi. Kemudian, pada perkembangannya aksara ini menjadi aksara alfabet Inggris yang memiliki 26 huruf.

Lantas, bagaimana aksara ini dapat menjadi aksara yang paling banyak digunakan di dunia? Terlepas dari status bangsa Inggris yang pernah menjajar banyak negara di dunia, terbukti bahwa aksara alfabet ini mudah digunakan untuk diujisuaikan untuk digunakan bahasa-bahasa lain di dunia.

  1. Aksara Terunik

Nah, untuk aksara terunik adalah dari Thailand. Aksara yang mereka gunakan adalah satu-satunya aksara yang berbeda di sepanjang Asia Tenggara. Bayangkan saja, kita yang terbiasa membaca alfabet, harus membaca aksaranya yang mirip dengan aksara Jawi ini.

Sebenarnya yang sulit dari aksara Thailand adalah ia memiliki total 46 kata terdapat 5 intonasi nada. Mengenai intonasi, ini berkenaan dengan ragam cakapan yang bernada tinggi dan rendah karena beda nada, bisa beda arti.

Sedangkan, di sisi lain, dilihat dari aksaranya, ada keunikan juga, nih. Huruf konsonan dalam bahasa Thailand ditulis secara mendatar dari kiri ke kanan, sedangkan yang vokal ditulis di atas, bawah, kiri atau kanan dari huruf konsonan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini