Terdeteksi Virus Corona Bermutasi di 4 Kota Besar, Waspada!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Virus corona terdeteksi bermutasi di sejumlah daerah di Indonesia sejak April lalu. Keberadaannya diketahui melalui analisa isolat virus pertama-tama di Surabaya, lalu juga di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta.

“Keberadaannya dilaporkan pada Mei yang lalu dari isolat yang sebetulnya diperoleh April. Jadi sebetulnya April sudah ada,” ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, di kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu 2 September 2020.

Dia mengatakan, SARS-CoV-2, dengan mutasi D614G pertama kali ditemukan di Jerman dan Cina pada Januari 2020. Dari keseluruhan data urutan genom utuh (whole genome sequencing) SARS-CoV-2 dari seluruh dunia yang sudah terkumpul di GISAID saat ini, sekitar 78 persen mengandung mutasi itu.

Amin menuturkan kalau Eijkman dan lembaga lain yang terkait terus melakukan pengurutan gen dari isolat SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang virus itu.

“Saat ini kami semua berupaya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari kota-kota lain Indonesia untuk mendapatkan gambaran seberapa luas penyebaran virus dengan mutasi D614G ini,” ujarnya.

Amin mengatakan berdasarkan informasi sementara dari kajian-kajian yang belum dilaporkan memang terindikasi ditemukannya mutasi D614G di virus-virus Corona yang lainnya.

Namun dia menambahkan kalau belum ada data ilmiah yang kuat yang menunjukkan bahwa mutasi itu menyebabkan penularan yang lebih cepat atau lebih luas ataupun menambah beratnya penyakit Covid-19.

“Namun, kita tetap tidak boleh menganggap bahwa pandemi ini kemudian dapat diabaikan karena kita tetap harus melaksanakan kegiatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak),” ujar Amin.

Keterangan tentang keberadaan mutasi virus corona itu telah diungkap oleh peneliti vaksin di Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wien Kusharyoto. Dia merinci seluruhnya ada delapan sampel isolat virus yang menunjukkan terjadi mutasi.

Sebanyak dua di antaranya berasal dari sekuensing yang dilakukan tim peneliti LIPI. “Kami dapatkan sampelnya dari pasien di Jakarta dan Tangerang,” kata Wien.

Mutasi, telah diketahui, terjadi pada bagian protein paku si virus, bagian penting dari virus itu untuk bisa menginfeksi sel. Mutasi menjadikan protein itu lebih stabil sehingga virus bisa lebih mudah dan cepat menginfeksi sel.

Ini seperti yang pernah dibuktikan di laboratorium oleh Bette Korber, ahli biologi komputasi di Los Alamos National Laboratory, New Mexico, dan koleganya dari Duke University dan La Jolla Institute of Immunology, California.

Saat ini, virus mutan yang dikenal sebagai varian G itu diperhitungkan telah menyusun 78 persen sampel isolat virus corona global per Mei lalu, atau meningkat dari 67 persen pada Maret. Padahal, pada awal pandemi, 90 persen isolat masih berupa varian D.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini