Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Ditunda, Ini Respons PSSI

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – AFC menunda pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 babak kedua yang awalnya digelar Oktober dan November menjadi tahun 2021 mendatang. PSSI mendukung keputusan itu.

AFC menunda laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan pertimbangan kesehatan dan keselamatan di tengah pandemi Covid-19.

FIFA dan AFC akan terus bekerja sama untuk memantau secara dekat situasi di negara peserta dan mengidentifikasi tanggal baru untuk masing-masing pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala Asia 2023.

Timnas Indonesia yang berada di grup G masih menyisakan tiga pertandingan yakni melawan Thailand, Uni Emirat Arab, dan Vietnam. Tiga pertandingan ini awalnya akan dimainkan pada 8 serta 13 Oktober, dan 12 November.

“PSSI mendukung keputusan FIFA dan AFC terkait penundaan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022. Dengan ini tentunya tim pelatih akan mengubah program latihan, apalagi Piala AFF 2020 juga telah ditunda,” ujar Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dikutip dari laman resmi PSSI, Rabu 12 Agustus 2020.

“Kami berharap pemain tetap semangat dan berlatih terus untuk memberikan yang terbaik untuk timnas Indonesia,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini