MATA INDONESIA, JAKARTA – Spesialis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan mengaku banyak belajar dari pebulutangkis Malaysia, Tan Boon Heong dalam hal bertahan.
Tan Boon Heong sebenarnya dikenal sebagai salah satu pebulutangkis yang memiliki smash keras. Bahkan, namanya pernah tercatat di Guinness Book of World Records di 2010 setelah melakukan smash dengan kecepatan 421 km/jam.
Meski demikian, Hendra justru mengaku banyak belajar dari Tan Boon Heong dalam hal bertahan, bukan melakukan smash keras saat keduanya berpasangan di 2017.
“Berdasarkan pengalaman saya sendiri, dia (Boon Heong) adalah pemain bagus dan seperti pebulutangkis Malaysia lainnya, pertahanannya bagus,” ujar Hendra, dalam wawancara di channel YouTube BWF bertajuk ‘Badminton Unlimited’.
“Jadi, saya banyak belajar dari dia bagaimana caranya bertahan dengan benar,” tambah Hendra, yang meraih medali emas Olimpiade 2008 bersama Markis Kido.
Selama berpasangan dengan Boon Heong, Hendra menyebut ada banyak rintangan. Pasalnya, Hendra tinggal di Indonesia, sementara Boon Heong di Malaysia.
“Sulit untuk bisa berlatih bersama, kaena dia di Malaysia dan saya di Indonesia. Selama berpasangan, sekali-kali saya berlatih di Malaysia selama satu pekan. Dia juga datang ke Indonesia latihan dengan saya di klub (PB Jaya Raya). Tapi tetap saja sulit,” kata Hendra.
Kini Hendra kembali berpasangan dengan rekan lamanya, Mohammad Ahsan. Sejak itu, mereka banyak memenangkan gelar bergengsi, termasuk All England 2019, Kejuaraan Dunia 2019, dan BWF World Tour Finals.