Terdampak Pandemi, Pendapatan PTDI Turun 40 Persen

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI terdampak cukup parah di tengah pandemi ini. Bahkan, perusahaan pembuat pesawat milik negara itu mengalami penurunan pendapatan hingga 40 persen.

Dirut PTDI Elfien Guntoro berkata, penurunan pendapatan ini tak lain karena jumlah traffic penerbangan yang anjlok drastis hingga banyaknya perusahaan melakukan pembatalan pembelian produk.

“Apa yang dilakukan pada tahun 2020 tentunya pendapatan kami semua, kami review kembali, memang cukup signifikan turun. Kami menargetkan mudah-mudahan turunnya antara 30 sampai 40 persen daripada target semula,” kata Elfien Guntoro dalam diskusi virtual, Jumat 7 Agustus 2020.

Menurut Elfien, dampak virus corona terhadap industri manufaktur pesawat di berbagai negara memang cukup parah. Di Eropa misalnya, Airbus berencana mengevaluasi kembali rencana produksinya dan menjaga fokus pada keberlanjutan finansial perusahaan serta backlog management.

Banyaknya maskapai yang menjadi pelanggan Airbus menutup penerbangan atau mengurangi jadwal penerbangannya sebesar 60-90 persen menjadi salah satu sebab utama.

Down budget dipotong semua, dan ini akan berimplikasi pada pemesanan pesawat. Ujung-ujungnya, secondary effect-nya, stock market juga anjlok cukup signifikan, di industri dirgantara sampai 40 persen,” ujarnya.

Saat ini, PTDI tengah melakukan evaluasi customer luar negeri yang disesuaikan dengan kondisi pandemi di masing-masing negara, terutama yang jadi target dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini