Soal Rhoma Irama, Gubernur Jabar Sebut Merepotkan Saja

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil geram dengan pelanggaran pembatasan kerumunan yang terjadi saat pentas dangdut Rhoma Irama di Pamijahan, Kabupaten Bogor. Menurutnya hal itu merepotkan banyak pihak.

“Ini contohnya, pada saat pelanggaran, yang repot siapa? Kepala daerah harus nyari Rapid-Test, cari PCR. Bayangkan kalau semua orang melakukan pelanggaran seperit itu,” kata Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan, kerumunan yang melanggar protokol kesehatan seperti pentas dangdut Rhoma Irama itu membuat penggunaan alat Rapid Tes dan PCR menjadi tidak efektif.

Sementara penggunaan Rapid Tes dan PCR itu diprioritaskan untuk menyisir kasus ODP, PDP, termasuk melakukan tracing kontak kasus positif untuk menghentikan penyebarannya.

“Dan bubar acaranya, semua orang harus di Rapid, itu akan melelahkan dan menghabiskan resources. Sementara karena keterbatasan, Rapid-Tes dan PCR (prioritasnya) kepada ODP, PDP, keluarganya, tracing-nya, dan sebagainya,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan, kasus pentas dangdut Rhoma Irama di Bogor ikut ditangani kepolisian untuk memetakan secara proporsional siapa-siapa yang harus bertanggungjawab terhadap tindakan yang punya potensi mengganggu kewaspadaan dalam mengendalikan Covid.

“Saya minta warga agar tidak menirunya, jangan melakukan kegiatan-kegiatan yang berpotensi membawa kerumunan terlalu besar tanpa melakukan protokol kesehatan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bupati Sleman Apresiasi Sebagai Sarana Menyatukan Warga

Mata Indonesia, Sleman - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menghadiri Kirab Budaya dalam rangka Merti Desa ‘Mbah Bregas’ Kalurahan Margoagung, Seyegan yang digelar di Balai Ringin Ngino, Sabtu, (4/5). Pada kesempatan tersebut, Kustini juga turut melakukan prosesi penuangan 7 kendi air suci di Ringin Ngino Mbah Bregas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini