Persiapan Lockdown karena Corona, Warga Belanda Antre Beli Ganja

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemandangan yang tidak biasa terjadi di Belanda. Imbas virus corona, warga kincir angin ini berbondong-bondong mengantre hingga ke are luar kedai kopi untuk membeli ganja.

Hal ini terjadi usai pemerintah mengumumkan rencana membatasi aktivitas warga untuk menekan infeksi Covid-19.

Pemandangan ini berbeda dibandingkan fenomena belanja karena panik akibat virus corona. Mereka tak mengantre untuk mendapatkan tisu toilet atau cairan pencuci tangan (hand sanitizer).

Antrean warga pada Minggu 15 Maret 2020 mengular hingga keluar kafe untuk mendapatkan stok ganja di tengah rencana pemerintah Belanda untuk menutup akses keluar dan masuk Negeri Kincir Angin.

Mengutip AFP, warga berpacu dengan waktu untuk mendapatkan stok ganja setelah muncul pemangkasan waktu operasional kafe, bar, dan restoran di Amsterdam yang tutup pada pukul 6 sore.

Antrean warga bertambah panjang tak lama setelah Menteri Kesehatan dan Pendidikan Belanda, Bruno Bruins mengumumkan untuk menutup bisnis, sekolah, dan universitas.

Pemandangan warga yang mengantre untuk mendapatkan ganja dilaporkan juga terjadi di sejumlah kota di Belanda, termasuk Den Haag dan Utrecht.

Jonathan, salah seorang pembeli mengaku ikut mengantre setelah diberitahu rekannya jika pemerintah berencana membatasi aktivitas bisnis untuk menekan penyebaran corona.

“Mengantre stok ganja untuk mungkin selama dua bulan ke depan karena kita tidak bisa mendapatkannya jadi sebaiknya siap-siap sehingga setidaknya ada di rumah,” kata Jonathan yang ikut mengantre di salah satu kedai di Den Haag.

Bruins sebelumnya meminta warga untuk tenang dan tidak menimbun segala kebutuhan. Terlebih setelah beberapa hari sebelumnya warga menyerbu supermarket untuk membeli tisu toilet.

Selain didatangi warga lokal, kafe-kafe ganja di Belanda juga didatangi oleh warga Jerman dan negara sekitar yang khawatir akan penutupan perbatasan. Sejak Senin 16 Maret 2020, Prancis, Austria, Swiss, Luxemburg, dan Denmark memperketat pemeriksaan dan penjagaan di kawasan perbatasan.

Ganja secara teknis ilegal di Belanda, namun sejak 1976 pemerintah mendekriminalisasi kepemilikan di bawah lima gram sebagai hal yang bisa ‘ditoleransi’.

Hingga Selasa 17 Maret 2020 virus corona di Belanda menginfeksi 1.413 orang. Sekitar 24 orang meninggal, 45 dalam kondisi kritis, dan dua orang dinyatakan sembuh.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini