MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pertumbuhan ekonomi Cina diprediksi melambat, bahkan anjlok akibat mewabahnya virus corona yang telah menelan lebih dari 100 korban hingga Kamis 30 Januari 2020 ini.
Disampaikan Ketua Federal Reserve Jerome Powell, meski ekonomi Cina diprediksi bakal kacau-balau, hal itu tidak berpengaruh sampai ke negara lain, terutama Amerika Serikat.
“Kalau bicara dampaknya ke AS, masih terlalu dini. Saya kira The Fed sangat hati-hati dalam situasi ini. Tapi, pastinya corona membawa dampak signifikan pada ekonomi Cina,” ujar Powell.
Sebelumnya, seorang ekonom Cina memproyeksikan bahwa wabah virus corona dapat menurunkan pertumbuhan kuartal pertama sebesar satu poin menjadi 5 persen, atau lebih rendah.
Powell menegaskan agar dunia tak meremehkan kondisi Cina yang selama ini berperan penting dalam mata rantai perekonomian global. Apabila perekonomian Cina melambat, maka perekonomian negara lain yang memiliki hubungan dengan Beijing akan terdampak.
“Negara Eropa Barat yang aktif berdagang dengan Cina akan ikut terdampak,” kata dia.
Cina telah memberlakukan pembatasan perjalanan, serta menutup bisnis dan sekolah dalam upaya mengatasi penyebaran wabah virus corona. Wabah tersebut telah membuat sejumlah rantai bisnis global khawatir.
Beberapa maskapai penerbangan, termasuk British Airways, United Airlines dan Lufthansa menunda penerbangan, dan para wisatawan membatalkan perjalanan ke Cina. Sejumlah bisnis termasuk Apple dan Starbucks memperingatkan dampak potensial pada rantai pasokan dan penjualan mereka.