Komandan Pasukan Elit Iran Tewas Dibunuh, Pelaku Diduga Amerika Serikat dan Israel

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bandara Baghdad di Irak mendadak mencekam usai serangan udara yang ditujukan kepada Mayor Jenderal Qassem Soleimani. Komandan pasukan elit Al Quds Garda Republik Iran tersebut tewas ditembak pada Kamis malam 2 Januari 2020.

Tak hanya Soleimani, pelaku juga menembak mati komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas di tempat yang sama. Tudingan pelaku pun menyasar pada dua negara yakni Amerika dan Israel.

“Dua negara tersebut bertanggung jawab atas pembunuhan mujahidin Abu Mahdi al-Muhandis dan Qassem Soleimani,” kata Ahmed al-Assadi, juru bicara Pasukan Mobilisasi Populer Irak yang didukung Iran, mengutip Reuters, Jumat 3 Januari 2020.

Sebagai informasi, Soleimani adalah dalang serangan militer yang dianggap sama berbahayanya dengan pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. Pada April 2019, Departemen Luar Negeri mengumumkan Iran bertanggung jawab atas pembunuhan 608 tentara AS selama Perang Irak.

Soleimani adalah pemimpin lama sayap intelijen elit yang disebut Pasukan Quds. Al Quds menjadi kelompok teror yang ditunjuk sejak 2007, dan diperkirakan memiliki 20.000 pasukan.

Ia dianggap sebagai salah satu orang paling kuat di Iran. Bahkan ia disebut sebagai “komandan bayangan” atau “spymaster.”

Kematian Soleimani menandai titik balik potensial di Timur Tengah, dan diperkirakan akan mendapat balasan keras dari Iran dan pasukan yang didukungnya di Timur Tengah melawan kepentingan Israel dan Amerika.

Soleimani pun dianggap sebagai kepala pasukan yang didukung Iran untuk melakukan operasi-operasi yang membunuh pasukan Amerika. Menurut Departemen Luar Negeri AS, 17 persen dari semua kematian tentara AS di Irak dari tahun 2003 hingga 2011 diatur oleh Soleimani.

Sedangkan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan milisi yang didukung Iran dikenal sebagai Pasukan Mobilisasi Populer. Secara keseluruhan, setidaknya tujuh orang tewas dalam serangan roket yang ditembakkan ke arah Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis beserta pasukannya.

Seorang pejabat yang enggan menyebutkan namanya mengatakan kepada The Associated Press bahwa Muhandis tiba di bandara dalam konvoi untuk menjemput Soleimani yang baru datang dari Libanon atau Suriah.

Serangan udara terjadi setelah Soleimani turun dari pesawat untuk disambut oleh Muhandis dan teman-temannya. Seorang politisi senior mengatakan jenazah Soleimani diidentifikasi dari cincin yang dikenakannya.

Berita Terbaru

Pemimpin Terpilih Pilkada 2024 Diharapkan Menyatukan Aspirasi Semua Pihak

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemimpin daerah yang terpilih dalam Pilkada Serentak 2024 harus mampu menyatukan seluruh...
- Advertisement -

Baca berita yang ini