MINEWS, JAKARTA – Akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi selama berbulan-bulan, terutama di Sumatera dan Kalimantan, tercatat sebanyak 900 ribu orang mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA.
Data ini dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Rabu 25 September 2019. Rinciannya adalah 919.516 penderita ISPA yang tersebar di enam provinsi, yakni Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Data dan Indorenasiai BNPB Agus Wibowo, mengutip dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menyebut sebanyak 275.793 orang penderita ISPA berada di Riau. Kemudian 63.554 penderita di Jambi, 291.807 penderita di Sumatra Selatan, 180.695 penderita di Kalimantan Barat, 40.374 penderita di Kalsel, dan 67.293 penderita di Kalimantan Tengah.
Agus berkata kemungkinan besar angka itu masih akan terus bertambah karena kabut asap akibat karhutla masih tebal dan belum dapat dikendalikan.
Di pihak lain, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Ahmad Yurianto mengatakan, pihaknya dan Dinas Kesehatan di daerah sebenarnya telah mengantisipasi masalah ini dengan memiliki buffer stock sesuai kebutuhan daerahnya dan disiapkan selama enam bulan.
Kemenkes melalui dinas kesehatan di daerah-daerah terdampak karhutla dan kabut asap juga telah mengaktifkan jaring komunikasi dengan fasilitas kesehatan seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), pos pelayanan terpadu (posyandu), puskesmas pembantu (pustu) lewat layanan nomor 119.
Selain itu, Ahmad menjelaskan bahwa pihaknya juga mengusulkan salah satu teknologi tepat guna, yakni pemasangan kain dakron basah yang pernah dimanfaatkan pada 2017 untuk kasus yang sama.
“Setelah diuji coba lalu dilakukan pengukuran ISPU di dalam dan di luar kelas, ternyata udara lebih baik di dalam kelas karena terpasang kain dakron. Saat itu Indeks Standar Pejcemar Udara (ISPU) sampai 200 dan di dalam hanya 80,” kata Ahmad di Jakarta, Rabu 25 September 2019.