Mata Indonesia, Papua – Tokoh agama di Tanah Papua menyampaikan apresiasi terhadap perhatian dan kebijakan pemerintah pusat yang dinilai semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya melalui implementasi program Asta Cita.
Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, dukungan terhadap upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan dan kedamaian sosial terus menguat, seiring dengan ajakan kepada masyarakat untuk bersama-sama menciptakan suasana yang aman, tenteram, dan harmonis.
Tokoh Agama Papua sekaligus Sekretaris Umum Sinode Gereja Kingmi Indonesia, Pendeta Dr. Yones Wenda, menilai bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo telah membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat Papua. Ia mengatakan berbagai program pembangunan dan kebijakan yang tertuang dalam Asta Cita telah menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, baik dari sisi kesejahteraan, pelayanan publik, maupun penguatan rasa aman di tengah masyarakat. Menurutnya, perhatian tersebut menjadi fondasi penting bagi terciptanya kedamaian yang berkelanjutan di Tanah Papua.
“Saya, Pendeta Yones Wenda, selaku tokoh agama di Tanah Papua selalu mendukung aparat keamanan dalam menjaga kondusivitas Papua jelang perayaan Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kehadiran negara melalui kebijakan yang berpihak kepada rakyat telah memberikan rasa aman dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pembangunan yang sedang berjalan. “Kita di sini benar-benar telah merasakan hal itu sehingga kita semua dapat hidup dengan damai dan tentram,” tambahnya.
Pendeta Yones juga mengajak seluruh elemen masyarakat Papua untuk berperan aktif menjaga kedamaian dan persatuan, khususnya menjelang momen besar keagamaan dan pergantian tahun. Ia menekankan bahwa tanggung jawab menjaga keamanan dan ketertiban bukan hanya berada di tangan aparat, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif masyarakat dari berbagai latar belakang.
“Oleh sebab itu saya sebagai tokoh agama di Tanah Papua mengajak seluruh masyarakat Papua dari berbagai elemen dan juga sampai di pelosok-pelosok Papua untuk menjaga kedamaian Papua menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu provokatif yang berpotensi memecah belah persatuan. Menurutnya, provokasi dan informasi yang menyesatkan dapat merusak harmoni sosial yang selama ini terus dibangun melalui kerja sama antara pemerintah, aparat keamanan, tokoh agama, dan masyarakat. Ia menilai, suasana damai merupakan syarat utama agar perayaan Natal dan Tahun Baru dapat berlangsung dengan penuh makna.
“Hindari segala bentuk provokasi yang dapat membuat kegaduhan, sehingga kita semua dapat merasakan sukacita bersama merayakan hari raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dengan penuh berkat dari Tuhan Yesus Kristus,” tutupnya.
Ajakan tersebut mencerminkan komitmen tokoh agama dalam mendukung kebijakan pemerintah sekaligus menjaga Papua tetap aman, damai, dan sejahtera di tengah momentum perayaan keagamaan dan pergantian tahun.



