Pemerintah Optimis Momentum Mudik Lebaran Jaga Pertumbuhan Ekonomi

Baca Juga

Mata Indonesia, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa momentum mudik Lebaran 2025 dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Airlangga, setiap Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), belanja masyarakat meningkat secara signifikan, mendorong konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

“Ya tentu kita berharap sih setiap kali hari raya ekonomi biasanya tumbuh tinggi akibat spending, Nah ini yang pemerintah berharap faktor hari raya itu jadi pengungkit di kuartal I ini” kata Airlangga di kantornya.

Untuk mengoptimalkan dampak ekonomi dari momentum Lebaran, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat. Beberapa kebijakan tersebut meliputi diskon harga tiket pesawat, pelaksanaan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), Epic Sales, BINA Diskon, diskon tarif tol, serta program stabilisasi harga pangan.

“Berbagai program ini kan dilakukan untuk menjaga daya beli, plus dengan THR dan yang lain, kami berharap pengungkit ini bisa terdorong,” ujar Airlangga.

Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi, Kementerian Perhubungan, serta akademisi, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari populasi Indonesia. Angka tersebut menurun sekitar 24 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pemudik. Faktor penurunan ini dipicu oleh jarak libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang terlalu dekat dengan Idul Fitri, membuat sebagian masyarakat memilih tidak melakukan perjalanan mudik.

“Sehingga yang sempat berlibur selama Nataru tidak lagi merencanakan liburan atau pulang kampung saat libur Idul Fitri,” Ucap Sarman.

Di sisi lain, Utusan Khusus Presiden, Zita Anjani, menyoroti dampak positif kebijakan pemerintah dalam memperlancar arus mudik dan menggerakkan ekonomi daerah, terutama sektor UMKM dan pariwisata. Penurunan harga tiket pesawat sebesar 13-14 persen serta diskon tarif tol hingga 20 persen memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan. Pemerintah juga menambah 30.451 unit bus, 2.550 kereta api, dan 772 kapal laut guna meningkatkan kapasitas transportasi selama Lebaran.

Selain itu, harga bahan pokok yang stabil serta kebijakan libur panjang turut mendorong masyarakat untuk lebih banyak menghabiskan waktu di daerah asal mereka. Hal ini memberikan dampak positif bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pariwisata lokal.

Zita mengajak masyarakat untuk menikmati libur Lebaran dengan penuh kebahagiaan, menjaga kebersihan, serta tetap berhati-hati dalam perjalanan.

“Kami berharap momentum mudik ini dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi daerah dan nasional, serta semua pemudik diberikan kelancaran dan keselamatan selama perjalanan,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini