Oleh : Rivka Mayangsari)*
Dalam upaya mempercepat realisasi kebijakan strategis nasional, pemerintah pusat terus mendorong keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui optimalisasi rantai pasok lokal.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa keberhasilan program pemerintah memerlukan kolaborasi kuat antara pusat dan daerah. Sinergi ini penting agar kebijakan yang dirancang Presiden Prabowo dapat diimplementasikan secara optimal di tingkat daerah. Terkait pelaksanaan Program MBG, Gibran meminta pemerintah daerah memberikan dukungan penuh. Ia juga menyoroti pentingnya memastikan ketersediaan bahan pangan serta infrastruktur pendistribusian yang memadai.
Gibran menekankan bahwa keberhasilan Program MBG sangat bergantung pada kesiapan pemerintah daerah dalam menyediakan bahan pangan yang cukup serta memastikan sistem distribusi berjalan lancar. Ia meyakini bahwa sinergi antara pusat dan daerah akan menjadikan program ini lebih efektif dan tepat sasaran.
Pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam implementasi program ini. Pelaksana Harian (Plh.) Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kementerian Dalam Negeri, Horas Maurits Panjaitan, menekankan bahwa kualitas aktor pengelola keuangan daerah menjadi tonggak utama dalam mendukung kebijakan nasional seperti MBG. Menurutnya, optimalisasi anggaran daerah dan perencanaan yang matang akan memastikan program ini berjalan secara berkelanjutan.
Horas menyatakan bahwa Program MBG tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga dapat menjadi peluang bagi daerah untuk meningkatkan pendapatan. Ia menambahkan bahwa dengan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, pemda dapat mengalokasikan dana dengan tepat guna mendukung inisiatif ini.
Selain aspek keuangan, keberhasilan MBG juga ditentukan oleh kesiapan infrastruktur dan ekosistem pendukung. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa pihaknya menekankan peran strategis pemda dalam menyukseskan program ini. Ia menjelaskan bahwa ada tiga langkah utama yang harus dilakukan pemda, yakni penyiapan infrastruktur, pembinaan rantai pasok lokal, dan peningkatan produktivitas daerah.
Dadan menjelaskan bahwa pemerintah daerah diharapkan berperan aktif dalam tiga aspek utama. Pertama, memastikan infrastruktur pendukung tersedia, seperti dapur umum di sekolah-sekolah dan pusat distribusi bahan pangan. Kedua, membina rantai pasok lokal agar bahan pangan yang digunakan berasal dari daerah sendiri, sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi petani dan pelaku usaha lokal. Ketiga, meningkatkan produktivitas daerah agar keberlanjutan program ini tetap terjaga dalam jangka panjang.
Pemerintah pusat juga berkomitmen memberikan dukungan dalam bentuk regulasi dan insentif bagi daerah yang berhasil menjalankan program ini dengan baik. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama Kementerian Keuangan tengah mengkaji mekanisme alokasi dana tambahan bagi daerah yang mampu mengembangkan sistem pendistribusian makanan bergizi dengan efisien dan berdampak luas.
Selain itu, pelibatan sektor swasta juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan menggandeng produsen bahan pangan, koperasi, dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), distribusi makanan bergizi dapat dilakukan lebih cepat dan menjangkau lebih banyak penerima manfaat. Pemerintah daerah didorong untuk menjalin kemitraan strategis guna memperkuat ekosistem pangan lokal.
Dalam implementasinya, berbagai daerah telah menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung program ini. Sejumlah pemerintah daerah mulai membangun fasilitas pengolahan makanan di sekolah, bekerja sama dengan petani lokal, serta mengembangkan teknologi digital untuk memantau distribusi makanan secara real-time. Upaya ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengadopsi praktik terbaik dalam pelaksanaan MBG.
Dengan kolaborasi solid antara pemerintah pusat, daerah, dan berbagai pemangku kepentingan, Program MBGdiharapkan memberikan dampak nyata dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, mengurangi angka stunting, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Keberhasilan program ini akan mencerminkan efektivitas sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Selain manfaat langsung bagi masyarakat, Program MBG juga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan melibatkan lebih banyak petani lokal dalam rantai pasok, program ini akan memberikan dorongan bagi produksi pertanian nasional serta mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan. Kebijakan ini tidak hanya mendukung petani kecil, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi daerah melalui distribusi yang lebih merata.
Lebih jauh, keberhasilan program ini akan menjadi bukti konkret komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dengan asupan gizi yang lebih baik, generasi muda diharapkan tumbuh lebih sehat dan cerdas, sehingga mampu bersaing di tingkat global. Program ini bukan hanya tentang pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.
Selain itu, program ini juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja di sektor pertanian dan kuliner. Dengan meningkatnya permintaan bahan pangan berkualitas, akan tercipta lebih banyak lapangan pekerjaan bagi petani, pemasok, dan tenaga kerja yang terlibat dalam produksi serta distribusi makanan bergizi. Dengan demikian, Program MBG tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara menyeluruh.
)* Penulis merupakan Pemerhati sosial