Jakarta – Pemerintah terus menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga untuk memperkuat solidaritas sosial dan inklusi.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Philips Jusario Vermonte, menegaskan pentingnya dua nilai tersebut saat meninjau pelaksanaan Program MBG di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 5 Jakarta, Selasa (20/1). Dalam kunjungan tersebut, Philips menyaksikan langsung bagaimana program ini diterapkan, terutama dalam mendukung anak-anak berkebutuhan khusus.
“Di Sekolah Luar Biasa 5 Negeri di Slipi, kita bisa melihat bahwa komitmen dari Program Makan Bergizi Gratis ini sangat menonjol dalam aspek inklusi,” ujar Philips. Ia menambahkan bahwa Program MBG bukan hanya soal menyediakan makanan bergizi, tetapi juga membawa dampak sosial yang lebih luas.
“Presiden Prabowo Subianto sempat menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Program Makan Bergizi Gratis ini bukan hanya peristiwa makan, tetapi ada banyak ikutan-ikutannya. Dari sisi penerima manfaat, program ini menekankan pada inklusi dan solidaritas,” lanjutnya.
Di sisi lain, Anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Arianto Kogoya, menyampaikan harapannya agar program ini segera diterapkan di Papua Pegunungan. Menurut Arianto, wilayah tersebut membutuhkan perhatian khusus untuk meningkatkan asupan gizi generasi muda.
“Kami sangat mengapresiasi program dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini. Maksudnya sangat mulia, yaitu mempersiapkan generasi muda 2045 yang unggul melalui gizi yang baik,” ungkap Arianto.
Ia menekankan bahwa dengan adanya gizi yang mencukupi, generasi muda Indonesia akan memiliki potensi besar untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Selain itu, Arianto mengingatkan bahwa penerapan program seperti MBG harus memperhatikan keberagaman budaya dan geografis setiap wilayah. Dengan demikian, manfaatnya akan dirasakan secara merata, terutama di daerah-daerah yang memiliki akses terbatas terhadap sumber makanan bergizi.
Program MBG tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, tetapi juga menciptakan budaya gotong royong di masyarakat. Melalui kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, program ini diharapkan dapat menjadi simbol solidaritas nasional.
“Kita harus memanfaatkan program ini untuk mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat. Gotong royong adalah nilai utama bangsa ini, dan MBG menjadi salah satu wujud nyatanya,” kata Philips Jusario Vermonte.
Dengan gizi yang cukup, anak-anak Indonesia diharapkan dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Pemerintah optimistis bahwa melalui program-program inklusif seperti MBG, visi Indonesia Emas 2045 semakin mendekati kenyataan.
Melalui pelaksanaan yang berkelanjutan, Program Makan Bergizi Gratis diyakini dapat menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pembangunan bangsa. Tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga mengukuhkan nilai-nilai inklusi dan solidaritas yang menjadi fondasi kehidupan berbangsa.