Aparat Keamanan Berhasil Ungkap Jaringan Narkoba Internasional

Baca Juga

Oleh: Ayu Widyasti )*

Keberhasilan Polri dalam mengungkap jaringan narkoba internasional kembali membuktikan komitmen serius negara dalam memerangi kejahatan narkotika, melalui operasi besar yang dinamakan “Gain Operation“.

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bersama Polda Jawa Barat dan Bea Cukai menunjukkan langkah nyata untuk memutus rantai peredaran narkoba yang mengancam masa depan generasi muda. Operasi ini, yang berhasil mengamankan narkoba senilai Rp 670 miliar, mencerminkan upaya strategis dan terkoordinasi untuk melindungi masyarakat dari bahaya narkotika.

Pengungkapan yang dilakukan di beberapa wilayah Jawa Barat ini melibatkan penggerebekan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, serta Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Petugas menangkap tiga tersangka yang memiliki peran kunci dalam jaringan tersebut. SR berperan sebagai penghubung, SV bertanggung jawab atas pembuatan bahan baku, sementara IV bertugas mengemas barang di sebuah laboratorium clandestine.

Selain itu, pihak kepolisian juga tengah memburu tersangka lain yang diduga sebagai otak utama jaringan tersebut. Proses pengejaran tersangka utama dilakukan melalui kerja sama lintas wilayah, bahkan melibatkan interpol untuk memastikan seluruh anggota jaringan dapat diadili.

Dalam operasi ini, petugas menyita barang bukti yang signifikan, termasuk 259 litercairan Liquid Narkotika, 7.333 sachet Happy Water, bahan kimia berbahaya, serta uang tunai Rp 75 juta. Berbagai peralatan produksi, seperti mixer, alat pengepakan, dan kompor portable, juga ditemukan di lokasi.

Semua barang bukti ini mengungkapkan skala besar dari jaringan narkoba tersebut dan menegaskan keberhasilan operasi yang dirancang dengan cermat. Menurut para ahli, laboratorium clandestine yang ditemukan memiliki kapasitas produksi yang sangat besar, menunjukkan bahwa jaringan ini telah beroperasi selama beberapa waktu dengan dampak yang luas terhadap masyarakat.

Wakil Kepala Bareskrim Polri, Irjen Pol Asep Edi Suheri, menyatakan bahwa operasi ini merupakan wujud nyata dari komitmen Polri dalam memerangi peredaran narkoba, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah menempatkan pemberantasan narkoba sebagai salah satu prioritas utama dalam menjaga keselamatan masyarakat. 

Polri, sebagai garda terdepan dalam perang ini, memastikan bahwa setiap jaringan narkoba, baik lokal maupun internasional, akan ditindak tegas tanpa kompromi. Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini juga menjadi bukti pentingnya sinergi antara lembaga pemerintah dalam menjalankan tugas mulia menjaga generasi mendatang dari ancaman narkotika.

Selain pengungkapan di Jawa Barat, prestasi serupa juga ditunjukkan oleh Polda Jawa Timur. Sepanjang dua bulan terakhir, Direktorat Reserse Narkoba Polda Jatim bersama jajaran Polres berhasil mengungkap 819 kasus narkoba dengan total tersangka mencapai 1.048 orang. Barang bukti yang disita meliputi sabu, ekstasi, ganja, dan obat keras berbahaya dengan nilai yang sangat besar. 

Salah satu kasus terbesar adalah penyitaan 16 kg sabu dari jaringan narkoba Malaysia-Sumatera-Jawa Timur, yang menandai keberhasilan besar dalam mengurangi peredaran narkoba di wilayah tersebut. Operasi ini juga melibatkan investigasi mendalam terhadap alur distribusi narkoba, mencakup pelabuhan-pelabuhan kecil yang sering digunakan sebagai jalur penyelundupan.

Dirnarkoba Polda Jatim, Kombes Pol Robert Da Costa, menyebut bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras dan sinergi seluruh pihak yang terlibat. Pengungkapan jaringan besar ini, termasuk peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan, menunjukkan bahwa Polri terus bekerja tanpa henti untuk memerangi ancaman narkotika.

Ke depan, Polda Jatim berkomitmen untuk terus mengembangkan jaringan yang telah diungkap, baik di tingkat nasional maupun internasional. Penanganan terhadap jaringan ini juga akan diikuti dengan upaya rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba, sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk mengatasi permasalahan narkotika.

Indonesia Narcotic Watch (INW) juga memberikan apresiasi atas keberhasilan Polri dalam mengungkap jaringan narkoba internasional. Direktur Eksekutif INW, Budi Tanjung, memuji langkah Polri yang intensif membongkar jaringan pengedar narkoba dalam dua bulan terakhir. 

Menurut Budi, keberhasilan ini sejalan dengan prioritas dalam program 100 hari kerja Presiden Prabowo yang menekankan pemberantasan narkoba sebagai bagian dari visi Asta Cita. Ia juga mencatat bahwa pendekatan yang digunakan tidak hanya berfokus pada penindakan tetapi juga pada pemutusan rantai suplai yang mencakup wilayah internasional.

Budi menyebut bahwa selama tahun 2024, Polri telah mengungkap lebih dari 17.800 kasus narkoba dengan barang bukti mencapai 2,2 juta gram sabu. Operasi ini dinilai berhasil menyelamatkan sekitar 10 juta jiwa dari ancaman narkoba. Namun, ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan tidak hanya diukur dari tingginya angka pengungkapan, tetapi juga dari penurunan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di masyarakat.

INW berharap pemerintah dapat lebih fokus pada pencegahan, seperti melalui kampanye, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat, agar bahaya narkoba dapat ditekan secara signifikan. INW juga menyerukan peningkatan kerja sama dengan organisasi internasional untuk memastikan operasi lintas negara dapat berjalan lebih efektif.

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pemerintah berada pada jalur yang benar dalam memerangi narkoba. Dengan komitmen bersama antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat, Indonesia optimis dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, bebas dari narkotika, dan mendukung visi Indonesia Emas 2045. 

Langkah-langkah ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat upaya pemberantasan narkoba, baik melalui operasi penegakan hukum maupun strategi pencegahan berbasis masyarakat. Dengan kerja sama yang semakin erat antara pemerintah dan berbagai elemen masyarakat, masa depan bebas narkoba di Indonesia menjadi harapan yang semakin nyata.

)* kontributor Forum Indonesia Emas

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

DPR RI: HMPV Bukan Virus Baru, Masyarakat Tak Perlu Panik

Mata Indonesia, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR, Nihayatul Wafiroh (Ninik), meminta masyarakat tak panik setelah ditemukannya Human Metapneumovirus (HMPV) di Indonesia. Dia mendukung langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait temuan kasus ini sebagai bagian dari mitigasi.
- Advertisement -

Baca berita yang ini