Jakarta – Ibu Kota Nusantara (IKN) mengalami progres pembangunan yang signifikan karena mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai kelompok profesional. Salah satunya adalah Persatuan Insinyur Indonesia (PII). PII dinilai tidak hanya melakukan dukungan pembangunan fisik pada Ibu Kota Nusantara (IKN), tapi juga nonfisik.
“PII memberikan dukungan pada pembangunan IKN, tidak hanya pembangunan fisik, tetapi juga non fisik. PII memiliki peran dalam mengelola tanah dan konservasi sumber daya air,” ujar Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono.
Basuki menyebut banyak sekali dukungan yang bisa dilakukan PII dalam pembangunan IKN. Seperti membangun jalan di beberapa daerah wilayah IKN.
“Yang mempunyai namanya clay shale, kondisi tanah perlu mendapatkan treatment spesial supaya lebih kuat, dan untuk konservasi sumber daya air. Kita bangun 60 embung,” ungkap Basuki.
Basuki mengatakan untuk IKN ada dua timeline. Pertama menyiapkan ekosistem tahun 2025 yang direncanakan dengan pemindahan ASN secara bertahap.
“Perkantoran harus siap Desember ini, kantor Kemenko terdiri dari 16 tower, hunianya 47 tower sudah siap. Kemudian restoran, kafe, laundry, barber shop, semua kita siapkan di sana (IKN),” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum PII 2021-2024, Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan bahwa insinyur saat ini memiliki sejumlah kontribusi seperti infrastruktur, sumber daya air, energi, transportasi, telekomunikasi, hingga pembangunan IKN, yang telah melibatkan berbagai disiplin ilmu keteknikan. Pada pemerintahan baru ini, peran insinyur sangat dibutuhkan mewujudkan Asta Cita.
“Khususnya swasembada pangan, energi, air ekonomi hijau, ekonomi biru, pengembangan infrastruktur, memperkuat pembangunan SDM, hilirasisi dan industrisalisasi untuk peningkatan nilai tambah dalam negeri. Meningkatkan nilai tambah, daya guna, hasil guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, dan yang paling penting dalam melakukan tugas tersebut harus dilandasi profesionalitas, integritas, etika, keadilan, keselarasan, kemanfaatan, kelestarian, serta keberlanjutan,” ujar Danis.
Di sisi lain, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan misi utama para insinyur, sudah seharusnya menempatkan teknologi dalam kepemihakan pada pemberdayaan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai wujud pengabdian sosial, para insinyur juga dapat berperan dalam upaya meningkatkan pengembangan teknologi yang bertumpu pada potensi dan kearifan lokal.
Sri Sultan juga mengatakan, jika berbicara pengembangan teknologi berbasis kearifan lokal, setidaknya harus memahami konteks dasar budaya, yaitu cipta, rasa, karsa, untuk berkarya.
“Falsafah cipta, rasa, dan karsa adalah warisan luhur yang meresapi kehidupan manusia. Ketiganya dikenal pula sebagai Tridaya atau tiga daya utama dalam diri setiap insan yang mencakup pikiran, hati, dan tekad semangat. Ketiga unsur ini bukanlah entitas yang berdiri sendiri, melainkan sebuah kesatuan yang saling menghidupkan,” jelas Sri Sultan.