Oleh: Haris Bachtiar )*
Pemerintah terus menunjukkan komitmennya untuk memastikan stabilitas harga tiket transportasi selama libur panjang Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Salah satu kebijakan signifikan yang diterapkan adalah penurunan harga tiket pesawat domestik sebesar 10 persen. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tingginya kebutuhan transportasi udara selama periode liburan akhir tahun yang kerap menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk bepergian, baik untuk liburan maupun berkumpul dengan keluarga.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjelaskan bahwa kebijakan ini adalah hasil dari diskusi intensif yang dilakukan pemerintah selama dua pekan terakhir. Dalam prosesnya, pemerintah melibatkan maskapai penerbangan serta pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa semua pihak berkomitmen penuh dalam melaksanakan kebijakan tersebut.
AHY juga menekankan bahwa dukungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terutama melalui penurunan harga bahan bakar pesawat (avtur), menjadi salah satu faktor kunci dalam merealisasikan kebijakan ini.
Dalam rapat kabinet sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi atas keberhasilan ini. Presiden menyampaikan bahwa langkah penurunan harga tiket pesawat menjelang akhir tahun biasanya jarang terjadi karena umumnya harga tiket meningkat tajam pada periode tersebut.
Presiden memuji sinergi antar kementerian yang mampu mencapai kesepakatan ini. Presiden juga menekankan pentingnya kesiapan semua pihak dalam menghadapi lonjakan aktivitas selama libur Nataru, agar masyarakat dapat menikmati perjalanan yang aman, nyaman, dan lancar.
PT Pertamina (Persero) turut berperan penting dalam mendukung kebijakan ini melalui penurunan harga avtur di 19 bandara prioritas. Langkah tersebut diambil sebagai bagian dari strategi nasional untuk menekan biaya operasional maskapai, sehingga harga tiket pesawat dapat lebih terjangkau.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa kebijakan ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat selama masa liburan, di mana aktivitas transportasi udara meningkat secara signifikan. Selain itu, Pertamina melalui anak perusahaannya, Pelita Air, juga meningkatkan kapasitas penerbangan domestik hingga 44 persen. Penambahan ini diharapkan mampu memenuhi permintaan masyarakat yang terus meningkat.
Tidak hanya pada sektor udara, pemerintah juga memastikan kesiapan di sektor transportasi darat dan laut. Langkah ini mencakup peningkatan fasilitas, tambahan armada, dan optimalisasi pelayanan di terminal, pelabuhan, serta stasiun kereta api. Semua upaya ini dirancang untuk memastikan mobilitas masyarakat tetap lancar selama periode Nataru, tanpa kendala berarti.
Pemerintah optimistis bahwa kebijakan yang diterapkan untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru ini akan memberikan dampak positif tidak hanya pada kelancaran transportasi, tetapi juga pada peningkatan aktivitas ekonomi, terutama di sektor pariwisata dan perdagangan.
Menteri BUMN, Erick Thohir, juga memberikan perhatian besar terhadap implementasi kebijakan ini. Dalam kunjungannya ke Bandara Soekarno-Hatta baru-baru ini, Erick memastikan bahwa harga tiket pesawat yang lebih terjangkau telah mulai berlaku.
Erick menyoroti pentingnya perubahan pola pikir masyarakat dalam merencanakan perjalanan, terutama dalam memanfaatkan kesempatan untuk membeli tiket lebih awal. Erick menyebut bahwa kebiasaan masyarakat yang cenderung membeli tiket di menit-menit terakhir sering kali menjadi penyebab kenaikan harga tiket yang dianggap tidak terjangkau.
Erick juga mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyusun peta jalan lima tahun untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama masa liburan, termasuk pada periode Natal, Tahun Baru, dan Lebaran. Peta jalan ini dirancang untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien, sekaligus mengatasi tantangan kapasitas bandara yang sering kali terbatas. Ia berharap bahwa langkah-langkah strategis seperti ini dapat menjadi solusi jangka panjang yang bermanfaat bagi masyarakat.
Penurunan harga tiket pesawat diproyeksikan memberikan dampak yang luas bagi masyarakat. Dengan biaya transportasi yang lebih terjangkau, mobilitas masyarakat diharapkan meningkat, baik untuk keperluan liburan maupun perjalanan ke kampung halaman. Selain itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat mendorong sektor pariwisata, mengingat periode akhir tahun merupakan waktu puncak bagi destinasi wisata di seluruh Indonesia.
Pemerintah optimis bahwa kebijakan ini akan menciptakan multiplier effect, tidak hanya pada sektor transportasi, tetapi juga pada sektor-sektor lain seperti perhotelan, restoran, dan usaha mikro di destinasi wisata.
Selain memantau harga tiket pesawat, pemerintah juga melakukan evaluasi berkala terhadap kebijakan ini untuk memastikan efektivitasnya. Erick Thohir menegaskan bahwa evaluasi ini penting untuk memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Ia berharap bahwa kebijakan ini tidak hanya dapat diterapkan selama libur Nataru, tetapi juga menjadi model untuk kebijakan transportasi lainnya di masa mendatang.
Kebijakan penurunan harga tiket ini juga menunjukkan bagaimana pemerintah hadir untuk menjawab kebutuhan rakyat. Langkah ini bukan hanya soal angka, tetapi juga bentuk kepedulian pemerintah terhadap kenyamanan masyarakat. Dengan tiket yang lebih terjangkau, masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk merencanakan perjalanan tanpa beban biaya yang berat.
Pemerintah juga memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki citra sektor transportasi nasional. Dengan layanan yang lebih baik, harga yang kompetitif, dan kesiapan infrastruktur, pemerintah berharap kepercayaan masyarakat terhadap sistem transportasi di Indonesia semakin meningkat. Kebijakan ini juga mencerminkan semangat kerja sama antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute