Oleh : Angga Setiawan )*
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan komitmen kuat dalam membangun pondasi ekonomi yang tangguh melalui penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Sebagai tulang punggung perekonomian nasional, UMKM berkontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan menyerap sebagian besar tenaga kerja. Namun, daya saing UMKM lokal masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam era globalisasi dan persaingan pasar yang semakin ketat.
Komitmen pemerintah untuk memperkuat UMKM lokal diwujudkan melalui berbagai kebijakan strategis, mulai dari pemberian akses pembiayaan yang lebih luas, dukungan digitalisasi, hingga pembukaan akses pasar yang lebih besar. Kebijakan ini diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi UMKM, seperti keterbatasan modal, kurangnya akses terhadap teknologi, dan rendahnya kemampuan bersaing di pasar internasional.
Salah satu program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran adalah mempercepat digitalisasi UMKM. Melalui program ini, pelaku UMKM didorong untuk memanfaatkan platform digital guna memperluas jangkauan pasar mereka, baik di dalam maupun luar negeri. Pemerintah juga menyediakan pelatihan dan pendampingan bagi UMKM untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan memasarkan produk secara online.
Langkah ini menjadi sangat relevan mengingat tren belanja masyarakat yang semakin beralih ke platform digital. Data menunjukkan bahwa lebih dari 60% masyarakat Indonesia kini menggunakan layanan e-commerce untuk berbelanja. Dengan mendigitalisasi UMKM, diharapkan pelaku usaha kecil dapat beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen dan meningkatkan daya saing mereka di pasar digital.
Founder dan CEO Master Bagasi, Amir Hamzah mengatakan dengan mengakselerasi ekspor melalui pendekatan yang lebih mudah dan terintegrasi, potensi pertumbuhan UMKM dapat ditingkatkan secara signifikan. Apalagi, Indonesia memiliki kekayaan produk lokal yang sarat akan warisan budaya, seperti rempah-rempah, kerajinan tangan, hingga kuliner tradisional. Oleh karena itu, sebagai aplikasi Cross Border E-Commerce di Indonesia, Master Bagasi menjadi jembatan agar kekayaan Nusantara dapat tersambungkan dengan pasar global
Harapannya, kolaborasi ini membuka peluang investasi, dan memperkenalkan produk Indonesia ke pasar global. Langkah ini bukan sekadar mendukung ekonomi, tetapi juga memposisikan Indonesia lebih kuat di mata dunia.
Komitmen pemerintah juga tercermin dalam peningkatan akses pembiayaan untuk UMKM. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) diperluas dengan bunga rendah dan persyaratan yang lebih fleksibel, sehingga pelaku UMKM dapat memperoleh modal usaha dengan lebih mudah.
Selain dukungan pembiayaan dan digitalisasi, pemerintah juga berkomitmen untuk membantu UMKM memperkuat branding dan meningkatkan mutu produk mereka. Upaya ini dilakukan melalui pelatihan, sertifikasi, dan pendampingan intensif. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi UMKM, perguruan tinggi, dan lembaga internasional, untuk membantu pelaku usaha menciptakan produk yang tidak hanya kompetitif secara harga, tetapi juga memiliki nilai tambah yang sesuai dengan kebutuhan pasar global. Misalnya, pemerintah memfasilitasi UMKM dalam mendapatkan sertifikasi halal, sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI), serta pelatihan tentang pengemasan produk yang menarik. Dengan langkah ini, diharapkan produk UMKM dapat diterima lebih luas, tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di pasar internasional.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan upaya mendorong UMKM melakukan ekspor sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, baik oleh pemerintah ataupun pihak swasta. Berbagai pendampingan, pelatihan hingga bantuan terhadap akses finansial juga telah dihadirkan guna membantu para pengusaha “kecil” ini naik kelas.
Mendorong peningkatan UMKM bisa ekspor menjadi isu yang sedangkan digencarkan oleh pemerintah. Sektor ini telah menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi lantaran menyumbang lebih dari 60,5 persen produk domestik bruto (PDB) nasional, serta memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar internasional
Untuk itu, pemerintahan Prabowo-Gibran berkomitmen membuka akses pasar internasional melalui kerja sama perdagangan dan diplomasi ekonomi. Pemerintah memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang sudah ada untuk mempromosikan produk UMKM lokal ke luar negeri. Selain itu, UMKM juga difasilitasi untuk berpartisipasi dalam pameran dagang internasional, sehingga mereka dapat memperkenalkan produk unggulan mereka kepada pembeli dari berbagai negara. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan ekspor produk lokal dan mengurangi ketergantungan ekonomi Indonesia pada produk impor.
Daya saing UMKM tidak akan optimal tanpa dukungan infrastruktur yang memadai. Pemerintah berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang dapat mempermudah distribusi produk UMKM, seperti jalan, pelabuhan, dan fasilitas logistik. Selain itu, pemerintah juga memangkas regulasi yang berbelit-belit, sehingga pelaku usaha kecil dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis mereka. Langkah ini menjadi bentuk nyata dari keberpihakan pemerintah kepada sektor UMKM. Regulasi yang lebih sederhana diharapkan mampu mengurangi biaya operasional dan waktu yang dibutuhkan oleh pelaku usaha untuk memenuhi persyaratan administrasi.
Komitmen pemerintahan Prabowo-Gibran untuk meningkatkan daya saing UMKM lokal merupakan langkah strategis yang tepat dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dukungan pemerintah dalam bentuk digitalisasi, akses pembiayaan, penguatan branding, dan pembukaan akses pasar internasional memberikan harapan baru bagi pelaku UMKM untuk tumbuh dan berkembang.
Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, masyarakat, dan pelaku UMKM itu sendiri. Dengan kerja sama yang solid, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadikan UMKM sebagai motor penggerak ekonomi nasional yang tangguh dan berdaya saing tinggi.
)* Penulis merupakan mahasiswa yang tinggal di Kota Malang.