Oleh: Arman Panggabean )*
Presiden RI kedelapan, Prabowo Subianto menunjukkan komitmennya dalam melindungi masa depan generasi muda dari ancaman narkoba. Sebagai seorang pemimpin bangsa, beliau menegaskan pentingnya perang total terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Langkah tersebut tidak hanya menjadi wujud kepedulian terhadap generasi penerus, tetapi juga bagian dari upaya menjaga stabilitas dan keberlanjutan bangsa.
Dalam berbagai kesempatan, Kepala Negara menggarisbawahi bahwa ancaman narkoba harus ditangani dengan pendekatan strategis dan menyeluruh. Pemerintah berfokus pada penguatan pengawasan, kerja sama lintas sektor, serta penggunaan teknologi modern untuk mendeteksi dan mencegah peredaran narkoba. Pendekatan ini diharapkan mampu menciptakan efek jangka panjang dalam memberantas akar masalah tersebut.
Salah satu langkah strategis Presiden Prabowo adalah penerapan empat pilar utama dalam memerangi narkoba. Pilar-pilar tersebut mencakup edukasi nilai-nilai anti-narkoba sejak dini, tindakan tegas terhadap jaringan bandar, pemanfaatan teknologi canggih, serta kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Upaya ini, menurut beliau, menjadi bagian integral dari program nasional Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa ancaman narkoba kini semakin kompleks, seiring dengan maraknya peredaran judi online dan tawuran di kalangan generasi muda. Peran institusi penegak hukum dan kementerian terkait menjadi sangat penting dalam memberikan edukasi dan perhatian khusus, terutama kepada pelajar di wilayah terpencil seperti Papua. Langkah ini menjadi bagian dari visi besar Indonesia menuju generasi emas 2045.
Menurutnya, kerja sama antara Polri dan kementerian telah diperkuat untuk memastikan terciptanya lingkungan yang mendukung pertumbuhan generasi muda yang sehat. Dukungan Presiden Prabowo dalam aspek ini semakin memotivasi institusi penegak hukum untuk melaksanakan tugasnya secara optimal, termasuk melalui program pembinaan yang menyasar akar permasalahan sosial. Penanganan terpadu terhadap masalah narkoba, judi online, dan tawuran diyakini dapat melindungi masa depan anak bangsa dari berbagai pengaruh negatif.
Komitmen tersebut tidak hanya sekadar retorika. Operasi-operasi gabungan yang digagas dalam arahan Presiden telah berhasil menunjukkan hasil konkret. Salah satunya, penangkapan besar-besaran terhadap jaringan penyelundupan narkoba pada November 2024 menjadi bukti nyata yang dilakukan secara terkoordinasi antara Polri, BNN, dan instansi terkait lainnya.
Kepala Bareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, menekankan bahwa tindakan tegas terhadap jaringan narkoba menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan Asta Cita, visi strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Operasi gabungan yang berhasil mengamankan sejumlah besar narkotika menjadi bagian dari strategi besar untuk memutus rantai penyelundupan narkoba di Indonesia.
Strategi pemberantasan yang diterapkan tidak hanya berfokus pada aspek penegakan hukum, tetapi juga mencakup pendekatan sosial dan edukasi. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk memastikan bahwa pemberantasan narkoba memberikan dampak jangka panjang, termasuk pengurangan permintaan melalui peningkatan kesadaran masyarakat. Kabareskrim juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas negara untuk mencegah masuknya narkoba dari wilayah-wilayah rawan seperti Golden Triangle.
Presiden Prabowo memandang bahwa penanganan narkoba harus dilakukan dengan perspektif holistik, mulai dari hulu hingga hilir. Tindakan preventif melalui edukasi, penegakan hukum terhadap pelaku utama, hingga rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba menjadi tiga pilar utama yang harus dijalankan secara bersamaan. Pendekatan tersebut diyakini mampu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan bebas dari narkoba.
Koordinator Kelompok Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN), Ahwil Luthan, memberikan pandangan bahwa perang melawan narkoba membutuhkan pendekatan komprehensif. Ahwil menekankan pentingnya pendidikan sejak dini sebagai langkah preventif yang efektif. Peran keluarga juga disebut sebagai benteng utama dalam melindungi anak-anak dari pengaruh negatif narkoba.
Pengawasan ketat di wilayah perbatasan, yang sering menjadi jalur penyelundupan, menjadi salah satu rekomendasi utama Ahwil. Dalam konteks ini, kerja sama internasional diperlukan untuk memutus rantai distribusi narkotika, khususnya dari wilayah Golden Triangle. Upaya terintegrasi yang melibatkan edukasi, pemberantasan, dan rehabilitasi dianggap mampu menekan angka penyalahgunaan narkoba secara signifikan.
Ia juga menyebutkan bahwa kolaborasi dengan lembaga pendidikan untuk memasukkan nilai-nilai anti-narkoba dalam kurikulum sekolah dapat memberikan efek positif jangka panjang. Dengan menanamkan kesadaran sejak usia dini, generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang lebih tangguh dan mampu menghadapi godaan narkoba.
Sebagai pemimpin bangsa yang juga merupakan purnawirawan perwira tinggi militer Indonesia, Presiden Prabowo menunjukkan visi besar dalam memastikan generasi muda Indonesia bebas dari bahaya narkoba. Komitmen tersebut tidak hanya terbatas pada langkah represif, tetapi juga mencakup pembangunan ekosistem yang mendukung terciptanya lingkungan sehat dan aman.
Dengan dukungan masyarakat dan sinergi lintas sektor, Indonesia diharapkan dapat menciptakan generasi yang tangguh, produktif, dan mampu berkontribusi pada pembangunan bangsa. Langkah-langkah konkret yang dijalankan pemerintah di bawah arahan Presiden Prabowo menjadi fondasi penting untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Perang melawan narkoba adalah perjuangan kolektif yang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Presiden Prabowo percaya bahwa dengan komitmen yang kuat dan kerja sama yang erat, Indonesia dapat menjadi bangsa yang bebas dari narkoba, memberikan harapan cerah bagi masa depan generasi berikutnya. Ini adalah langkah nyata untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang lebih sehat, aman, dan bermartabat di mata dunia.
)* Pengamat Kebijakan Sosial – Lembaga Sosial Madani Institute