Oleh : Janu Farid Kesar )*
Presiden Prabowo Subianto terus mengokohkan posisi Indonesia dalam ekonomi global melalui diplomasi ekonomi yang intensif. Beberapa kunjungannya ke negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat, dan Peru menghasilkan berbagai kesepakatan investasi bernilai triliunan, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan nasional.
Berbagai kunjungan yang Kepala Negara lakukan itu tidak hanya menjadi sarana untuk mempererat hubungan bilateral antar negara saja, melainkan juga menghasilkan kesepakatan investasi bernilai triliunan yang akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk menciptakan lapangan kerja dan semakin memperkuat kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam lawatannya ke China, Presiden Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang di Great Hall of the People di Beijing. Pertemuan ini membuahkan kontrak bisnis antara perusahaan Indonesia dan China senilai sekitar US$10 miliar atau sekitar Rp156 triliun.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadaliamenyampaikan bahwa kesepakatan tersebut diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan sektor industri di Indonesia. Presiden RI kedelapan tersebut juga menekankan komitmennya dalam memperkuat kemitraan strategis dengan China, dengan mempelajari keberhasilan negara tersebut dalam mengentaskan kemiskinan, serta merencanakan program untuk mengirimkan pelajar Indonesia guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Selain kontrak investasi besar, kedua negara juga menandatangani memorandum of understanding (MoU) di sektor mineral hijau. Langkah ini akan memperkuat rantai pasok mineral berkelanjutan dalam pengembangan energi bersih, yang penting bagi pengembangan industri mineral hijau di Indonesia.
Kolaborasi di bidang tersebut diharapkan dapat mendorong Indonesia menuju posisi yang lebih kuat dalam pemanfaatan sumber daya mineral secara ramah lingkungan, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.
Tak hanya di Asia, diplomasi ekonomi Presiden Prabowo juga bergerak ke Amerika Serikat. Dalam kunjungannya ke Washington DC, ia mengadakan pertemuan dengan anggota korporasi The United States – Indonesia Society (USINDO).
Beberapa perusahaan raksasa Amerika, seperti Freeport, Chevron, dan General Electric, menunjukkan antusiasme dalam berinvestasi di Indonesia. Prabowo menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan AS terhadap perekonomian Indonesia.
Presiden Prabowo mendorong mereka untuk melanjutkan investasi dan kontribusi mereka terhadap pembangunan nasional, menyatakan bahwa partisipasi mereka merupakan langkah penting dalam memperkuat fondasi ekonomi bangsa.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menyebutkan bahwa Presiden Prabowo menggarisbawahi pentingnya transparansi dan integritas dalam pengelolaan investasi. Baginya, korupsi merupakan “kanker” yang merusak perekonomian, dan ia menegaskan sikap tegas untuk tidak memberikan toleransi terhadap perilaku koruptif di semua tingkatan pemerintahan.
Pesan tersebut disambut baik oleh para eksekutif perusahaan yang hadir, yang merasa mendapat kepastian dan kejelasan dalam komitmen pemerintah Indonesia terhadap perbaikan iklim investasi di dalam negeri.
Selain itu, diskusi mengenai investasi dalam teknologi karbon capture dan geothermal menunjukkan perhatian terhadap energi terbarukan yang penting bagi keberlanjutan lingkungan dan target net zero emission Indonesia.
Di Peru, diplomasi Presiden Prabowo juga membuahkan hasil penting. Presiden Peru, Dina Boluarte, memberikan penghargaan “Grand Cross of the Order of the Sun of Peru,” penghargaan tertinggi Peru yang diberikan kepada tokoh-tokoh internasional dengan kontribusi luar biasa.
Presiden Prabowo menerima penghargaan tersebut dengan penghormatan, menyampaikan apresiasinya terhadap hubungan persahabatan yang dalam antara Indonesia dan Peru. Boluartemengungkapkan bahwa Indonesia merupakan mitra dagang terbesar kedelapan bagi Peru di Asia, dan ia melihat potensi besar untuk kerja sama baru antara kedua negara, khususnya di sektor-sektor strategis.
Kunjungan tersebut juga membuahkan Perjanjian Bebas Visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas dari kedua negara, yang menunjukkan semakin eratnya hubungan diplomatik Indonesia-Peru. Pertemuan bilateral ini diakhiri dengan pembahasan tentang kerja sama dalam bidang-bidang yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur.
Kunjungan ke beberapa negara besar tersebut mencerminkan visi Presiden Prabowo untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi global. Langkah-langkah strategisnya tidak hanya menghasilkan komitmen investasi bernilai triliunan, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan diplomatik yang tangguh dalam memperluas jaringan kerja sama internasional.
Pandangan Presiden Prabowo mengenai pentingnya kerjasama regional, terutama di bidang energi terbarukan dan pembangunan infrastruktur, menunjukkan bahwa ia memahami pentingnya mempersiapkan Indonesia menghadapi tantangan global.
Diplomasi ekonomi yang dibangun oleh Kepala Negara tersebut tidak hanya mendatangkan manfaat langsung berupa aliran investasi, tetapi juga menjadi langkah signifikan untuk menempatkan Indonesia sebagai pemain penting dalam percaturan ekonomi dunia.
Kunjungan diplomatik yang intensif dan strategi untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara besar tersebut menjadi bukti komitmen Presiden Prabowo dalam membangun ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi serta mandiri.
Melalui pendekatan yang matang dalam diplomasi ekonomi dan strategi penguatan kerja sama internasional, Presiden Prabowo berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah mitra yang kompeten, berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, dan siap bersaing di kancah global.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara