Papua – Dalam upaya menjaga stabilitas dan keamanan di Papua, aparat keamanan terus mengintensifkan pendekatan humanis untuk menangkal gerakan separatisme. Salah satunya melakukan pendekatan konstruktif dan humanis.
”Dalam menangani gangguan keamanan di Papua akan melakukan pendekata-pendekatan yang konstruktif” jelas Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani.
Langkah ini juga dianggap sebagai strategi efektif dalam mengatasi permasalahan yang terus dilakukan oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani mengatakan bahwa operasi yang dilakukan selama ini dalam menangani kelompok OPM mengedepankan soft approach dengan melibatkan tokoh agama, tokoh adat, dan pemimpin kelompok separatis Papua.
”Pendekatan tersebut dilakukan demi meminimalisir jatuhnya korban jiwa baik dari pihak aparat keamanan maupun masyarakat sipil;” Jelasnya.
”Melakukan pendekatan humanis juga bukan hanya pilihan taktis, melainkan moral karena aparat keamanan juga memahami bahwa penggunaan kekuatan militer berlebihan di wilayah Papua dapat memperparah situasi dan stabilitas keamanan di papua” imbuhnya
Sementara itu, Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI), Rasminto mengatakan pendekatan humanis sangat penting untuk menciptakan stabilitas dan kedamaian di wilayah yang kerap mengalami gejolak dan konflik.
”Langkah ini akan lebih efektif dalam menciptakan solusi jangka panjang untuk Papua, sebagaimana terlihat dari keberhasilan operasi pembebasan Pilot Susi Air, Capt Phillips yang disandera kelompok separatis di wilayah Papua,” ungkapnya.
Rasminto juga mengatakan pendekatan humanis melalui berbagai tokoh adat, tokoh masyarakat melalui sosial budayanya dan kesejahteraan sebagai kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat Papua.
”Pendekatan yang memprioritaskan pemahaman atas kondisi sosial budaya setempat, dan pengembangan kesejahteraan masyarakat adalah kunci dalam membangun kepercayaan dengan masyarakat Papua,” Jelasnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Papua dapat menjadi daerah yang lebih aman dan sejahtera, serta terhindar dari pengaruh negatif gerakan separatisme yang dapat merugikan masyarakat luas. Pendekatan humanis diharapkan tidak hanya menciptakan stabilitas jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Papua.