Megathrust Ancam Indonesia, Ini Kata Ahli UGM

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Ahli gempa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Gayatri Indah Marliyani, mengimbau masyarakat untuk tidak berlebihan dalam khawatir terkait potensi gempa Megathrust yang diprediksi akan melanda Indonesia.

Dalam pernyataannya Gayatri menekankan pentingnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi ancaman gempa Megathrust. Menurutnya, langkah antisipasi harus segera dilakukan dengan memahami posisi diri terhadap potensi bencana.

“Jangan tunggu bencana terjadi baru bersikap reaktif. Sebaiknya, siapkan diri sejak dini,” ujarnya, Selasa 27 Agustus 2024.

Terkait lokasi yang berpotensi menjadi pusat gempa, Gayatri menjelaskan bahwa biasanya terjadi di sekitar batas zona subduksi antara dua lempeng, yaitu lempeng benua dan lempeng samudera.

Lempeng yang tidak bergerak akan menimbun energi besar yang kemudian dilepaskan sebagai gempa dahsyat hingga berpotensi memicu tsunami.

Gayatri, yang juga merupakan dosen Teknik Geologi UGM, menambahkan bahwa gempa Megathrust terbesar pernah terjadi di zona subduksi di Valdivia, Chile Selatan, dengan kekuatan 9,5 magnitudo.

Di Indonesia, zona subduksi aktif meliputi wilayah selatan Pulau Jawa yang membentang dari barat Sumatera ke Selat Sunda, timur Pulau Jawa, hingga selatan Pulau Lombok.

“Potensi Megathrust di wilayah ini cukup besar, mengingat sejarah gempa besar seperti gempa Aceh 2004 dan gempa Pangandaran 2006. Untuk mengetahui kemungkinan gempa berikutnya, diperlukan pengukuran data geologi,” jelasnya.

Terpisah, Peneliti Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, Galih Aries Swastanto, menyatakan bahwa pemerintah harus serius dalam penanggulangan bencana Megathrust sesuai dengan UU tentang Penanggulangan Bencana, yang menegaskan bahwa penanganan bencana adalah tanggung jawab pemerintah.

Aries juga menyoroti pentingnya langkah mitigasi sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat tentang pengetahuan kebencanaan dan cara penanggulangannya perlu digalakkan.

“Layanan kebencanaan adalah prioritas utama yang harus tetap dijalankan meskipun tanpa anggaran,” tegasnya.

Menurut Aries, sistem peringatan dini di Indonesia telah berfungsi dengan baik, mampu mendeteksi berbagai jenis bencana secara terintegrasi. Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih siap dan tenang dalam menghadapi ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Diskusi mengenai gempa Megathrust kembali mencuat di media sosial setelah prediksi bahwa gempa ini bisa mengguncang Indonesia dan berpotensi menyebabkan tsunami.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan tata ruang yang aman sebagai bagian dari upaya mitigasi jika gempa Megathrust benar-benar terjadi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemajuan dan Kesejahteraaan Papua, Wujud Konkret Integrasi NKRI

Oleh: Fania Yikwa Kemajuan Papua dalam satu dekade terakhir menjadi salah satu contoh nyata bagaimana wilayah tersebut berkembang sebagai bagian...
- Advertisement -

Baca berita yang ini