Dilema Apple di Tengah Ancaman Perang Dagang AS-Cina

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Apple Inc belakangan ini was-was karena ancaman imbas dari perang dagang AS versus Cina diprediksi akan menghantam perusahaan teknologi raksasa tersebut.

Mengutip Indian Express, ancaman paling nyata yang akan dihadapi Apple adalah kenaikan harga produk-produknya, terutama ponsel, yang juga berimbas sampai pada kerusakan rantai pasokan global.

Ancaman ini menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang resmi memasukkan daftar tarif 15 persen terhadap Federal Register, dengan salah satu produk yang terimbas adalah Apple.

Apalagi, Trump sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menyalahkan perusahaan-perusahaan AS, termasuk Apple, karena dianggapnya tak mampu mencari jalan keluar dari rencana penerapan tarif baru.

Trump secara sepihak berkata, penerapan tarif baru tersebut adalah kebijakan dagang AS yang tujuannya untuk menghabisi para pemain-pemain gelap atau monopoli tidak adil di seluruh pasar.

Laporan terbaru merilis sejumlah produk Apple yang akan terkena imbas tarif 15 persen, di antaranya Apple Watch, Watch Bands, Airpod, Homepod, iMac hingga komponen ponsel iPhone.

Padahal, selama ini penjualan perangkat iPhone telah menyumbang lebih dari 50 persen pendapatan Apple secara global. Hingga kini, perusahaan rintisan mendiang Steve Jobs itu belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait kebijakan dagang Trump.

Tentu saja, yang paling ditunggu konsumen global adalah, apakah Apple akan menaikkan harga jual barangnya, atau masih bertahan dengan tarif lama di pasar. Ataukah, kenaikan tarif 15 persen dari kebijakan Trump akan dibebankan kepada konsumen, semua masih belum diumumkan Apple.

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini