MATA INDONESIA, BALI – Setelah Bom Bali 2002, Indonesia melancarkan tindakan keras terhadap kelompok teroris yang mengganggu negara.
Namun 20 tahun kemudian, banyak dari mereka yang terlibat dalam Jemaah islamiyah kini telah selesai menjalani hukuman dan bebas kembali.
Dan jauh dari kata musnah, Jemaah Islamiyah (JI) kini semakin kuat dan semakin profesional, kata seorang pakar.
Schindler mengatakan bahwa kelompok teror itu belum kembali menonjol di era 2022.
Ia mengatakan “Telah terjadi insiden teroris yang terus menerus di mana JI dilaporkan bertanggung jawab.”
Ia menambahkan “Sementara JI yang lama menyerang terutama pemerintah dan pasukan keamanan serta target Barat, beberapa jaringan JI yang lebih baru tampaknya telah belajar dari ISIS dan sekarang juga menargetkan agama dan etnis minoritas di Indonesia dalam upaya nyata untuk menimbulkan masalah sosial dan perselisihan.”
JI telah beralih ke cara yang mengejutkan untuk menghasilkan pendapatan. Organisasi itu ekarang menjalankan perkebunan kelapa sawit sebagai sarana untuk membiayai teror mereka.
Polisi mengatakan bahwa kelompok teror tersebut memiliki peternakan di Kalimantan dan Sumatera. Sementara pemimpin kelompok mendapat penghasilan dari pertanian.
Setelah bom Bali, Indonesia sangat efektif membongkar besar sel JI dan mengunci kepemimpinan intinya.
Namun, munculnya ISIS membuat hal-hal berubah menjadi lebih rumit. Beberapa tahanan teroris menguasai beberapa penjara, bahkan bersumpah setia kepada ISIS saat mereka berada dalam penjara.
Namun menurut Dr Schindler upaya Indonesia untuk menghentikan JI terhambat oleh sistem peradilan itu sendiri.
Saat ini Pemerintah Indonesia harus perlahan-lahan membebaskan beberapa anggota JI yang ditangkapnya setelah insiden Bali, hanya karena hukuman mereka telah selesai.
Hal ini menyebabkan kebangkitan kembali JI di Indonesia. Ambisi JI tetap untuk mendirikan sebuah rezim Islam ekstremis di Indonesia.