India Minta Kerajaan Inggris Kembalikan Berlian Kohinoor Senilai Rp8,8 Triliun

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Saat berita meninggalnya Ratu Elizabeth II, satu kata mulai tren di Twitter India adalah “Kohinoor”.

Ini adalah nama berlian paling mahal di dunia dan memiliki sejarah panjang dengan keluarga kerajaan. Berlian ini telah terpasang di mahkota oleh generasi ratu.

Tetapi ada beberapa perdebatan mengenai apakah berlian berbentuk oval 105 karat itu merupakan milik House of Windsor.

Berlian berharga tersebut telah diperebutkan selama berabad-abad, sehingga legenda kerajaan Inggris mengatakan berlian itu akan membawa nasib buruk bagi siapapun yang memakainya.

Orang India percaya, berlian tersebut berasal dari selatan negara mereka. Di tempat yang sekarang bernama Andhra Pradesh.

Sekarang dengan meninggalnya Ratu Eizabeth II, banyak orang di India meningkatkan kampanye agar permata senilai 591 juta dolar AS (sekitar 8,8 triliun Rupiah) itu kembali ke India.

“Atas nama India, kami ingin Kohinoor kami kembali,” kata salah satu pengguna twitter India, dilansir dari Abc Net.

Ini bukan kali pertama India menginginkan Kohinoor untuk kembali kepada mereka. Pada tahun 2000, anggota parlemen India menandatangani surat ke Inggris yang menyerukan agar Inggris mengembalikan Kohinoor ke India.

Menurut parlemen India ini menjadi pengingat yang jelas tentang apa itu kolonialisme. Kolonialisme merupakan penaklukan, pemaksa, dan penyelewengan yang tidak tahu malu.

Kampanye pengembalian berlian meningkat lagi sejak tahun 2013 ketika perdana menteri Inggris David Cameron mengunjungi India.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini