MATA INDONESIA, JAKARTA-Dunia saat ini tengah dihadapkan pada ancaman krisis pangan. Untuk menangani hal itu, Indonesia perlu mengurangi sampah makanan.
“Inisiatif kecil seperti mengubah menu prasmanan ke ala carte dan menyimpan makanan dengan baik dapat memberikan dampak yang signifikan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam G20 High Level Seminar: Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity, Bali.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah yakni mengembangkan diversifikasi pangan lokal. Semisal sagu, sorgum, singkong, dan buah-buahan lokal sebagai upaya optimalisasi potensi pemanfaatan lahan dan pangan lokal.
“Upaya diversifikasi pangan lokal dilakukan juga untuk mengembangkan industri pengolahan pangan lokal,” kata dia.
Selain itu, Indonesia saat ini juga tengah membangun ketahanan pangan dalam jangka panjang. Indonesia melakukan penguatan yang lebih komprehensif pada rantai produksi pertanian dari hulu ke hilir.
Indonesia mengembangkan Corporate Farming, Closed Loop, Food Estate, dan sistem terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.
“Di hulu, Pemerintah telah mengembangkan kebijakan untuk melindungi sawah di 8 provinsi seluas 3,8 juta hektar dan akan terus meluas ke provinsi lain,” katanya.
Sementara itu, di hilir, Pemerintah memastikan konsumen mendapatkan akses pangan yang aman dan berkualitas melalui penguatan cadangan pangan nasional. Terutama di tingkat petani, pembangunan infrastruktur, dan logistik pangan.