Hadapi Bangladesh, Timnas Indonesia Tanpa Egy Maulana Vikri

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANDUNG – Timnas Indonesia akan menghadapi Bangladesh pada laga FIFA Match Day, Rabu 1 Juni 2022. Di laga nanti, skuat Garuda tak bisa diperkuat Egy Maulaan Vikri karena ceera.

Pelatih Shin Tae-yong sudah menyiapkan anak asuhnya dengan baik untuk melawan Bangladesh di Stadion Si Jalak Harupat. Semua pemain dalam kondisi baik, kecuali Egy yang masih cedera.

“Saat ini kondisi pemain sangat baik. Saat latihan, pemain selalu bersemangat dan kerja keras. Kami akan memberikan perlawanan terbaik dan kemenangan tentunya. Meski begitu, Egy Maulana absen karena masih cedera,” ujarnya.

Shin Tae-yong berjanji anak asuhnya akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya melawan Bangladesh. Di laga nanti, pelatih asal Korea Selatan itu ingin melihat kekompakan tim jelang tampil di Kualifikasi Piala Asia 2023.

“Saya akan menguji suasana organisasi tim seperti apa dalam pertandingan nanti. Apalagi kami akan menghadapi Kuwait, Nepal dan Yordania di Kualifikasi Piala Asia 2023 nantinya,” katanya.

Sementara itu, pemain belakang Fachruddin Aryanto optimistis bersama rekan-rekannya dapat menundukkan Bangladesh, apalagi pertandingan itu akan disaksikan sekitar 9.000 pendukung Indonesia. Itu adalah pertandingan pertama Timnas Indonesia dengan penonton di stadion pada masa pandemi Covid-19.

“Kami senang laga bisa dihadiri penonton. Itu yang kami nantikan. Laga itu juga dapat menaikkan peringkat kami di FIFA. Semoga kami bisa melaksanakan perintah pelatih dan menunjukkan performa terbaik,” ucapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pusaran Konflik di Pantai Sanglen Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Berangkat dari penutupan akses masuk Pantai Sanglen, Kemadang, Gunungkidul, yang dilakukan oleh Kraton Yogyakarta dan Obelix. Warga setempat, yang selama ini memanfaatkan lahan Pantai Sanglen untuk bertani dan mencari nafkah, merasa terpinggirkan. Mereka khawatir pengembangan pariwisata berskala besar akan mengabaikan kesejahteraan masyarakat lokal dan merusak lingkungan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini