Enzo Allie, Taruna Akmil yang Dituduh HTI Dibela oleh Pesantrennya

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA - Rumor seorang calon prajurit taruna Akademi TNI, Enzo Zenz Allie, terpapar radikalisme dan berafiliasi dengan HTI yang baru-baru ini ramai diperbincangkan publik, ditepis oleh pesantren tempat remaja blasteran Prancis itu menimba ilmu selama ini.

Menurut Kepala Sekolah Pesantren Al Bayan, Deden Ramdhani, santrinya itu tak terlibat ormas terlarang apapun, termasuk HTI. Meskipun, ia juga mengakui bahwa foto yang viral seorang pria membawa bendera Tauhid adalah Enzo.

Deden menyebut, bendera itu bukanlah bendera ormas terlarang HTI, melainkan panjir Rasulullah SAW. Ia berkata Enzo selama ini selalu menunjukkan kecintaannya kepada NKRI, bahkan banyak terlibat dalam kegiatan kenegaraan.

“Enzo pernah mewakili ajang seperti olimpiade tingkat siswa, atletik, marathon bahkan upacara bendera Merah Putih,” kata Deden, Rabu 7 Agustus 2019. “Sangat pancasilais, saya menjamin.”

Kepala sekolah itu juga menegaskan bahwa Pesantren Al Bayan selama ini bercorak ahlusunnah wal jamaah yang menerapkan kecintaan kepada NKRI. Pelajaran di dalam pesantren pun kental dengan nuansa kebangsaan.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Enzo ingin menjadi prajurit TNI yang saleh saat mondok di pesantren di Serang. Hal ini diungkapkannya kepada kepala sekolah saat di masjid.

Memasuki umur ke 17, Enzo juga pernah mengungkap soal keinginannya membela NKRI. Saat itu, ia bimbang memilih kewarganegaraan antara Indonesia dan Prancis. Namun, muridnya itu bulat tekad ingin menjadi warga negara Indonesia dan membela NKRI.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini