MATA INDONESIA, MOSKOW – Editor surat kabar yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian, Dmitry Muratov mengalami kejadian buruk. Pria asal Rusia itu menceritakan bahwa ia diguyur cat berwarna mewah yang dicampur dengan pelarut aserton di kereta api.
Muratov merupakan editor di surat kabar Novaya Gazeta – salah satu media Rusia yang kerap mengkritik Presiden Putin dan kebijakannya menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Melalui akun Telegram, Muratov membagikan apa yang telah dialaminya. Ia mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi ketika ia bepergian dari Moskow ke Kota Samara.
“Mata saya sangat panas,” kata Muratov dalam videonya, melansir Metro, Jumat, 8 April 2022.
Pada Kamis (7/4) surat kabar Novaya Gazeta mengumumkan bahwa pihaknya menangguhkan operasi karena telah menerima dua peringatan resmi dari regulator media Rusia, Roskomnadzor.
Alhasil, tim surat kabar tersebut meluncurkan Novaya Gazeta Eropa agar terhindar dari penyensoran. Pasalnya, Roskomnadzor memastikan bahwa seluruh media Rusia diwajibkan menyebut perang di Ukraina sebagai ‘operasi militer khusus’.
Moskow mengeluarkan undang-undang pada 4 Maret yang mengancam awak media dengan hukuman penjara hingga 15 tahun karena menerbitkan informasi yang dianggap ‘palsu’ oleh Kremlin.
‘Berita palsu’ dapat mencakup penyebutan pasukan Rusia yang melukai warga sipil atau menderita kerugian di medan perang. Dan Novaya Gazeta terpaksa harus menghapus banyak laporan perang dari situs webnya.
Alasan pasti untuk peringatan tersebut tidak jelas, tetapi Roskomnadzor mengatakan kepada kantor berita negara TASS bahwa surat kabar tersebut telah gagal mengidentifikasi sebuah organisasi non-pemerintah yang tidak disebutkan namanya sebagai ‘agen asing’.
Muratov dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2021 bersama dengan Maria Ressa, seorang jurnalis dari Filipina. Pada 22 Maret 2022, Muratov mengatakan akan melelang Hadiah Nobel Perdamaian untuk mengumpulkan uang bagi pengungsi Ukraina.
