MATA INDONESIA, JAKARTA-Konflik antara Rusia dan Ukraina berdampak terbatas kepada perekonomian nasional Indonesia, karena Rusia dan Ukraina memang bukan negara mitra dagang utama Indonesia. Hal itu dikatakan oleh Ekonom Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi.
“Walaupun Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina tapi secara agregat Ukraina dan Rusia memang bukan negara mitra dagang utama Indonesia,” kata Eric di Jakarta, Jumat 4 Maret 2022.
Di samping itu Rusia dan Ukraina juga bukan investor utama dari FDI (Foreign Direct Investment) maupun investasi saham, obligasi, dan Surat Utang Negara (SUN) di Indonesia.
“Kemudian gangguan terhadap stabilitas pasar keuangan global dan pasar keuangan Indonesia sampai saat ini masih relatif terbatas. Dilihat dari sisi permintaan, ekonomi Indonesia memang lebih banyak digerakkan faktor domestik terutama konsumsi rumah tangga,” katanya.
Meskipun demikian, ia mengaku terdapat risiko dampak negatif konflik Rusia dengan Ukraina terhadap perekonomian Indonesia dengan kenaikan harga komoditas energi dan pangan.
“Ini berisiko meningkatkan tekanan inflasi pada ekonomi Indonesia dan memperbesar defisit neraca transaksi berjalan,” katanya.
Pemulihan ekonomi negara-negara Uni Eropa juga berpotensi terhambat karena konflik kedua negara, yang akan berdampak terhadap perdagangan internasional serta investasinya.
“Instabilitas politik di Ukraina dan arus pengungsinya ke negara Eropa bisa menimbulkan masalah berkepanjangan bagi stabilitas politik dan ekonomi negara tetangga Ukraina di Eropa,” katanya.
Di samping itu terdampak risiko peningkatan kejahatan siber secara global, termasuk risiko serangan siber terhadap perusahaan dan sistem perbankan di Indonesia sehingga pemerintah harus mulai mengantisipasinya.