Kunjungi Indonesia, AS Ingin Tegaskan Pengaruh di Asia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengawali kunjungan pertamanya di kawasan Asia Tenggara dengan mengunjungi Indonesia. Dalam pidatonya di Universitas Indonesia, Depok, Blinken mengecam agresivitas Cina di kawasan Indo-Pasifik.

Blinken melakukan kunjungan ketika Washington berupaya meningkatkan aliansi melawan Negeri Tirai Bambu. Bukan rahasia bila pemerintahan Presiden Joe Biden sedang mencoba mengatur ulang hubungan dan menegaskan kembali pengaruh AS di kawasan Asia usai pergolakan dan ketidakpastian era Presiden Donald Trump.

“Washington akan bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mempertahankan tatanan berbasis aturan. Dan negara-negara harus memiliki hak untuk memilih jalan mereka sendiri,” kata Antony Blinken, melansir France 24, Selasa, 14 Desember 2021.

“Itulah mengapa ada begitu banyak kekhawatiran – dari Asia Timur Laut hingga Asia Tenggara dan dari Sungai Mekong hingga Kepulauan Pasifik, tentang tindakan agresif Beijing,” sambungnya.

“Mengklaim laut lepas sebagai miliknya. Mendistorsi pasar terbuka melalui subsidi kepada perusahaan milik negara. Menolak ekspor atau mencabut kesepakatan untuk negara-negara yang kebijakannya tidak disetujui. Negara-negara di kawasan ini ingin perilaku ini berubah. Kami juga,” tegas diplomat top AS itu.

Blinken menambahkan bahwa Washington bertekad untuk memastikan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan dan menegaskan, tindakan Beijing di wilayah tersebut mengancam pergerakan perdagangan senilai lebih dari 3 triliun USD setiap tahun.

“Ini bukan tentang kontes antara wilayah AS-sentris atau wilayah Cina-sentris. Indo-Pasifik adalah wilayahnya sendiri. Washington ingin menghindari konflik di sana,” sambungnya.

Sebagaimana diketahui, Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan yang kaya akan sumber daya. Beijing bersaing denan empat negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, serta Vietnam, dan Taiwan.

Blinken berusaha menyoroti pentingnya Asia Tenggara yang semakin meningkat bagi kebijakan luar negeri AS. Bahkan ketika pemerintahannya harus menghadapi berbagai krisis lainnya, dari Iran hingga Rusia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini