Penipuan Jadi Kejahatan Siber Paling Menonjol di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Serangan siber di Indonesia didominasi oleh social engineering (rekayasa sosial). Hal itu dikatakan oleh CEO Digital Forensic Indonesia, Ruby Alamsyah.

“Kalau tren keamanan digital saat ini, kebanyakan yang terjadi sekarang itu penipuan dengan teknik social engineering. Istilahnya memang keren, padahal artinya penipuan,” katanya.

Ruby menjelaskan, social engineering atau rekayasa sosial adalah sebuah teknik untuk memanipulasi korban demi mendapatkan kepercayaannya. Pelaku biasanya melakukan dengan cara iming-iming, menakut-nakuti, atau cara lain.

Efeknya, korban akhirnya tertipu dan memberikan data-data yang diminta pelaku. Dari data tersebut, mereka bisa melakukan pemerasan ke korban.

“Contohnya adalah mencuri kode OTP dari korban. Nah dari kode OTP itu mereka bisa memeras dompet digital, atau melakukan transfer ke rekening orang-orang yang dikenal korban, padahal itu penipu,” katanya.

Ia menyebut tren kejahatan social engineering ini selalu meningkat dari hari ke hari. Sebab, pengguna internet di Indonesia sangat besar dan didominasi oleh pemakai smartphone.

Dua hal ini, katanya, tidak diikuti oleh IT security yang baik. Sehingga mereka yang merupakan pengakses internet pada akhirnya disalahgunakan.

Ruby juga mengungkap bahwa pelaku kejahatan social engineering sudah terorganisir di Indonesia. Ia menemukan, sejak 10 tahun terakhir, kejahatan ini sudah terorganisir di wilayah seperti Sulawesi, Jawa, hingga Sumatera.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peningkatan Infrastruktur di Bali Bukti Komitmen Indonesia Siap Selenggarakan WWF 2024

World Water Forum Ke-10 di Bali pada 18-24 Mei 2024 diharapkan akan menghasilkan berbagai solusi masalah air termasuk sanitasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini