Di Tengah Krisis Ekonomi Parah, Penduduk Pinggiran Lebanon Temukan Tumpukan USD

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIRUT – Di tengah krisis ekonomi yang melanda Lebanon selama lebih dari dua tahun, penduduk di wilayah pinggiran Sin el Fil dikejutkan dengan tumpukan uang kertas dalam pecahan 100 USD di tempat sampah.

Warga Lebanon pun bertanya-tanya mengenai sumber uang yang sangat dibutuhkan di negara yang sedang menghadapi krisis ekonomi bersejarah yang dicap oleh Bank Dunia sebagai yang terburuk di dunia dalam 150 tahun.

Penyelidikan aparat kepolisian menemukan bahwa semua uang pecahan 100 USD itu adalah palsu. Tumpukan uang tersebut ternyata untuk kebutuhan film bukan untuk bertransaksi atau perdagangan, melansir Albawaba.

Pengumuman resmi ini menimbulkan banyak lelucon di antara pengguna media sosial Lebanon. Sebagian warga mengatakan bahwa mereka “lega” mengetahui uang yang dibuang di tempat sampah itu adalah palsu.

Sebagai informasi, krisis keuangan di Lebanon dengan cepat memburuk pada Agustus, dengan sebagian besar negara lumpuh oleh kekurangan bahan bakar yang telah memicu insiden keamanan di seluruh negeri.

Selama dua tahun, sekitar 78 persen masyarakat Lebanon jatuh ke dalam kemiskinan. Bank Dunia mengatakan bahwa ini adalah salah satu depresi paling tajam pada era modern.

Pada awal krisis, Lebanon gagal membayar utang publiknya yang sangat besar, termasuk 31 miliar USD yang masih terutang kepada kreditur. Mata uang Lebanon telah jatuh lebih dari 90 persen, menghancurkan daya beli di negara yang bergantung pada impor.

Sistem perbankan lumpuh. Dengan deposan terkunci dari tabungan mata uang asing atau dipaksa untuk menarik uang tunai dalam mata uang lokal yang runtuh, saat ini sama dengan penurunan de facto dalam nilai deposito sebesar 80 persen.

Harga pangan mengalami lonjakan sebesar 557 persen sejak Oktober 2019 menurut World Food Programme, dan ekonomi telah mengalami kontraksi sebesar 30 persen sejak 2017.

Kekurangan bahan bakar telah melumpuhkan kehidupan normal, mempengaruhi layanan penting termasuk rumah sakit dan toko roti. Obat-obatan vital bahkan dilaporkan sudah habis.

Dan banyak profesional atau mereka yang memiliki keterampilan tinggi telah meninggalkan Lebanon untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini