Kasihan, Longsor Timpa Kamp Pengungsian Rohingya di Bangladesh

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Malang nian nasib para pengungsi Rohingya di Bangladesh. Kam pengungsian mereka ditimpa longsor akibat angin Muson pada Minggu 7 Juli 2019 sore waktu setempat.

Akibat longsor itu, dikabarkan satu orang tewas dan lebih dari 4.500 orang kehilangan tempat tinggal. Longsor diketahui dipicu hujan deras selama 72 jam tanpa henti, sehingga membuat tanah ambruk menimpa pemukiman pengungsi.

PBB menyebut, di kawasan kamp pengungsiang yang terletak di Cox’s Bazar itu, ada lebih dari 900 Muslim Rohingya bermukim setelah terusir dari negaranya, Myanmar.

Titik-titik longsor terjadi di 26 tempat yang dibangun di bukit dekat perbatasan dengan Myanmar. Pohon-pohon juga roboh akibat hujan deras, sehingga membuat daerah tempat berpijak menjadi tidak stabil.

Pejabat badan pengungsi PBB, Areez Rahman mengatakan, sekitar 30 kamp terimbas badai. Ia mengatakan, satu perempuan berusia 50an tahun tewas saat dia berada di bawah tembok yang roboh.

Seperti diketahui, Bangladesh menjadi salah satu negara yang mau menampung para pengungsi Rohingya yang kabur dari Myanmar akibat diskriminas dan genosida oleh pihak militer.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini