MATA INDONESIA, LONDON – Ratusan orang berkumpul Pegler Square di Kota London, Inggris untuk memperingati kematian seorang guru Muslim yang dibunuh di taman kota pada pekan lalu. Peringatan tersebut berjalan penuh emosional.
Kepergian guru bernama Sabina Nessa itu mengundang amarah publik atas kekerasan yang kerap dialami kaum perempuan. Sabina meninggalkan rumahnya di London selatan pada malam 17 September.
Ia berjalan kaki melewati taman lokal menuju sebuah bar di mana ia akan bertemu dengan seorang teman. Namun, perempuan berusia 28 tahun itu tidak pernah tiba dan jasadnya ditemukan di taman pada sore berikutnya.
“Dunia kita hancur. Kami benar-benar kehilangan kata-kata,” kata saudara perempuannya Jebina Yasmin Islam di dekat tempat kejadian perkara, melansir Irish Times.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson turut menyampaikan pesan bela sungkawa. Sementara Duchess of Cambridge, Kate Middleton mengaku sedih dengan kepergian seorang perempuan muda tak berdosa.
Kaum perempuan di Inggris terus menyuarakan isi hati, kesedihan, bahkan kemarahan mereka atas kelambanan pihak berwenang dalam mengakhiri kekerasan terhadap perempuan setelah serangkaian pembunuhan yang mengejutkan.
Sebelumnya ada nama Sarah Everard. Sarah diculik, diperkosa, dan dibunuh di London selatan pada Maret oleh seorang petugas polisi. Pada Juli tahun lalu, seorang remaja Inggris dinyatakan bersalah karena membunuh saudara perempuannya, Bibaa Henry dan Nicole Smallman di taman barat laut London.
“Perempuan berulang kali diharapkan mengubah perilaku mereka untuk mengurangi risiko pribadi, mengalihkan tanggung jawab dari keputusan dan tindakan laki-laki,” kata anggota dewan lokal Denise Scott-McDonald pada acara berjaga di dekat TKP terbaru.
“Sabina adalah seorang guru, seorang teman, seorang saudara perempuan. Dia adalah yang terbaru dalam daftar panjang perempuan yang menyakitkan yang diserang di jalan-jalan,” sambungnya.
Detektif setempat segera mencari seorang pria yang tertangkap kamera CCTV yang diambil di dekat tempat Nessa ditemukan tewas. Pria dalam rekaman itu tampak memegang benda merah atau oranye di tangan kanannya, berada di daerah tenggara London di mana Nessa ditemukan tewas pada malam dia diserang, kata polisi.
Polisi Metropolitan video berdurasi 12 detik yang menunjukkan pria botak mengenakan mantel berwarna hitam dan celana jins abu-abu melihat dari balik bahunya dan menarik tudungnya saat ia berjalan menyusuri jalan setapak.