MATA INDONESIA, JAKARTA – Penemuan stok beras bantuan sosial di Pandeglang yang disebut mirip gumpalan batu telah ditarik dan diganti dengan beras baru yang layak konsumsi.
Hal itu disampaikan Muhadjir setelah mendapat laporan dari pihak PT Pos Indonesia dan Perum Bulog saat melakukan inspeksi mendadak Kantor Pos Pandeglang dan tempat penggilingan gabah di Pandeglang, Jumat 6 Agustus 2021. ”Jadi sebetulnya sudah tidak ada masalah. Sudah diganti dari para Keluarga Penerima Manfaatnya. Dan beras itu sudah ditarik. Bahkan yang ditarik bukan hanya beras yang bermasalah tapi seluruhnya ditarik dan dicek semuanya,” kata Muhadjir, Sabtu 7 Agustus 2021.
Muhadjir menuturkan, masalah beras menggumpal yang didistribusikan itu disebabkan oleh terkena hujan. Ia pun mengingatkan agar beras yang diberikan sebagai bantuan sosial adalah beras yang layak konsumsi. ”Jangan sampai kita enggak mau makan beras itu malah kita berikan kepada orang lain. Karena itu berasnya medium yang kita tetapkan,” ujarnya.
Muhadjir juga meminta agar beras yang dimanfaatkan untuk bantuan sosial adalah beras produksi petani lokal demi meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Namun, ia mengingatkan agar petani lokal tidak meraup untung yang berlebihan.
“Alhamdulillah harga gabah dan harga beras sudah mulai naik. Saya mohon para petani dan tengkulak menahan diri untuk tidak mengambil untung banyak-banyak. Semuanya harus merasa prihatin,” kata dia.
Sejumlah warga di Kabupaten Pandeglang, Banten, kecewa dengan beras bantuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberikan oleh pemerintah pusat. Beras itu disebut tidak layak konsumsi karena kondisinya menggumpal seperti batu dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Salah satu warga yang menerima beras tersebut adalah Uki, warga Kelurahan Pandeglang, Pandeglang yang menerima beras tersebut pada Selasa 3 Agustus 2021. Beras yang diterima olehnya sebanyak satu karung berukuran 10 kilogram. Saat dibuka, dia kaget lantaran kondisi berasnya tidak bagus.