MATA INDONESIA, JOHANNERSBURG – Seorang ibu di Afrika Selatan terpaksa melemparkan buah hatinya dari lantai atas gedung tempat tinggalnya yang terbakar karena di bakar oleh para penjarah.
Naledi Manyoni melemparkan anak perempuannya ke pelukan orang-orang yang sudah bersiap di bawah saat asap mengepung mereka. Tak ada pilihan lain, kata Manyoni, selain memercayakan orang-orang di bawah akan menyelamatkan buah hatinya.
Kekerasan dan kerusuhan meletus di Afrika Selatan setelah penangkapan mantan Presiden Jacob Zuma. Diperkirakan 72 orang telah tewas ketika penjarah menggeledah toko, gudang, dan bisnis lainnya, dan mulai membakar bangunan-bangunan di sana.
Manyoni dan warga lainnya terjebak oleh kobaran api yang dengan cepat menyebar dari lantai dasar ke lantai dua dan lebih tinggi dari blok apartemen mereka di kawasan pusat bisnis Durban.
“Saya takut, sangat takut, tetapi ada orang di jalan. Orang-orang berteriak ‘lempar dia, lempar dia’. Saya panik, tapi saya percaya siapa pun untuk mengambil bayi saya karena tempat itu terbakar dan ada asap di luar, ” ungkap Naledi Manyoni, melansir the Independent, Kamis, 15 Juli 2021.
“Yang penting bagi putri saya adalah keluar dari situasi itu karena nenek saya memang memperingatkan saya tentang hal ini. Yang saya inginkan hanyalah dia selamat – saya tidak bisa melarikan diri dan meninggalkannya. Dia terus berkata, ‘Mama, kamu melemparku ke sana’,” sambungnya.
Beruntungnya, sang putri selamat tanpa mengalami luka atau cedera apa pun. Sementara tetangga sibuk mencari tangga guna menyelamatkan anak-anak yang masih terjebak di dalam gedung.
Aksi protes dimulai sejak 8 Juli 2021 di wilayah KwaZulu-Natal. Kemudian menyebar ke ibu kota Johannesburg dua hari berselang. Aksi protes berubah menjadi brutal, kekerasa disertai penjarahan tak bisa dihindari.
Para pengunjuk rasa terlihat melarikan diri dengan barang-barang jarahan mereka, baik itu elektronik, makanan, hingga kasur. Beberapa pengunjuk rasa terlihat melemparkan batu ke arah polisi yang dibalas oleh peluru karet dan kejut.