MATA INDONESIA, GAZA – Pertempuran 11 hari antara Israel dan milisi Palestina, Hamas bukan hanya menyisakan luka, tetapi juga membuat kehidupan semakin memburuk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa mayoritas warga Palestina yang terdampak pertempuran tersebut membutuhkan bantuan medis.
“WHO meningkatkan tanggapannya untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200 ribu warga yang membutuhkan di seluruh Wilayah Palestina yang diduduki (OPT), termasuk Tepi Barat,” demikian pernyataan kantor regional Mediterania Timur WHO, melansir Englis al Arabiya, Kamis, 3 Juni 2021.
“Situasinya bergejolak. WHO tetap prihatin dan menyerukan akses tanpa hambatan untuk pasokan dan staf penting yang terkait dengan kemanusiaan dan pembangunan ke Gaza dan rujukan pasien keluar dari Gaza kapan pun diperlukan,” peringatan Rik Peeperkorn dari WHO.
Ketegangan antara Israel dan Palestina meningkat menjadi baku tembak selama 11 hari di Jalur Gaza. Serangan Israel di daerah kantong itu menewaskan 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, serta beberapa pejuang, kata pihak berwenang.
Sementara serangan Hama menewaskan 12 jiwa di Israel, termasuk satu orang anak, satu remaja, dan seorang tentara Israel. Akibat pertempuran ini, puluhan ribu orang terpaksa harus mengungsi.
“Lebih dari 77 ribu orang mengungsi dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak dalam permusuhan,” ungkap WHO.
Israel telah memberlakukan blokade darat dan laut di Gaza sejak Hamas merebut kendali tahun 2007 atas wilayah miskin dan berpenduduk padat yang merupakan rumah bagi sekitar dua juta warga Palestina.
Sementara penyeberangan Rafah yang dijaga ketat di Mesir adalah satu-satunya jalur untuk mencapai Gaza, dari dan ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Israel.
“Kehidupan warga Palestina memburuk; banyak orang yang terkena dampak konflik sangat membutuhkan bantuan dan menghadapi ancaman kesehatan lainnya seperti COVID-19,” Peeperkorn menambahkan.
Dikatakan bahwa bulan lalu pihaknya mengajukan permohonan sebesar 7 juta USD untuk membantu menopang operasi kesehatan di Wilayah Palestina, tetapi hanya menerima 2,3 juta USD.
Belum lama ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken menegaskan bahwa AS berjanji akan memberikan bantuan untuk rekonstruksi kembali Jalur Gaza sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Berbicara bersama Presiden Palestina, Mahmoud Abbas di kota Ramallah, Tepi Barat, Blinken mengatakan AS akan memberikan tambahan sebesar 75 juta USD untuk pembangunan dan bantuan ekonomi untuk Palestina tahun 2021. Sebanyak 5,5 juta USD dalam bantuan bencana segera untuk Gaza dan 32 juta USD untuk Badan Bantuan PBB di Palestina.