April 2021, Daya Beli Buruh Bangunan Lesu

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Daya beli buruh bangunan tercatat mengalami penurunan yang patut diperhatikan pemerintah pada April 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, kondisi itu tampak dari upah riil buruh bangunan turun sebesar 0,11 persen, dari Rp 85.699 pada Maret 2021 menjadi Rp 85.605 pada April.

Sebagai informasi, upah riil ini adalah perbandingan upah nominal terhadap indeks harga konsumen perkotaan, yang menggambarkan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh.

Kepala BPS Suhariyanto menyebut, secara nominal, upah buruh bangunan bukan mandor naik tipis 0,02 persen, dari Rp 90.971 menjadi Rp 90.989. Namun, kenaikan upah nominal buruh bangunan tidak bisa mengimbangi tingkat inflasi pada April.

“Secara nominal boleh dibilang kenaikan hanya 0,02 persen, tapi karena pada April terjadi inflasi sebesar 0,13 persen, maka secara rill daya beli buruh bangunan turun tipis 0,11 persen,” kata Suhariyanto, Kamis 20 Mei 2021.

Sebaliknya, daya beli buruh tani naik tipis pada April 2021. Tercatat, upah riil buruh tani naik 0,01 persen dari Rp 52.461 menjadi Rp 52.469. Sementara itu, upah nominal buruh tani juga bertambah 0,28 persen dari Rp 56.470 menjadi Rp 56.629.

“Upah buruh tani ini merupakan rata-rata upah buruh dari berbagai jenis pekerjaan, mulai dari menyiangi tanaman, menanam sampai dengan memanen, jadi merupakan rata-rata,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini