Industri Furniture Tumbuh 5 Persen di Masa Pandemi Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Hantaman badai pandemi covid-19 membuat semua sektor mengalami penurunan tak terkecuali industri furniture. Namun, awal tahun 2021 usaha itu mulai merangka naik mengalami peningkatan kegiatan eskpor.

Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, di tengah pandemi pasar ekspor industri furniture mengalami peningkatan yakni sebesar 5 – 6 persen.

“Ini sebenarnya menarik ya di saat pandemi kami justru mengalami pertumbuhan. Ya kurang lebih sekitar 5-6 persen terutama ke zona pasar amerika Serikat (AS),” ujarnya, Jumat 30 April 2021.

Dia mengatakan, hal tersebut terjadi karena dampak dari perang dagang yang masih berjalan. Terlihat bahwa Cina mengalami kesulitan untuk penetrasi lebih besar. Sehingga, menyebabkan adanya ruang kosong yang harus diambil.

“Katakan lah pada 2018 kita melihat Cina itu hampir 38 miliar US dolar masuk ke AS. Kemudian tahun 2020 hanya kurang lebih 9 miliar US dolar. Berarti ada 24 miliar US doalr yang ada, nah itu diperebutkan oleh negara-negara selain Cina,” katanya.

Oleh karena itu, Vietnam mengalami pertumbuhan yang signifikan yakni sebesar 11 miliar US dolar, jumlah tersebut diketahui empat kali lebih besar dibanding Indonesia.

“Vietnam dengan negara sekecil itu bisa 11 miliar US dolar, itu empat kali kita gitu kan. Kemudian Malaysia nyusul 2,5 miliar US dolar, lalu ada Mexico dan Kanada. Semuanya merujuk masuk ke AS,” ujarnya.

Sementara itu, Indonesia sebenarnya memiliki peluang. Oleh sebab itu, pada 2020 lalu terjadi pertumbuhan yang lebih besar yakni kurang lebih USD250 juta Indonesia masuk ke AS dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini