Liga Super Eropa Berantakan, Begini Kata Florentino Perez

Baca Juga

MATA INDONESIA, MADRID – Kompetisi Liga Super Eropa terancam gagal digelar setelah banyak klub yang memutuskan mundur. Apa tanggapan chairman sekaligus bos Real Madrid, Florentino Perez?

Perez adalah sosok yang menginisiasi kompetisi Liga Super Eropa yang diikuti 20 klub. Awalnya sudah ada 12 klub yang disebut sebagai pendiri, yakni Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, Juventus, Inter Milan, AC Milan, Arsenal, Chelsea, Tottenham Hotspur, Manchester United, Manchester City, dan Liverpool.

Protes keras dari berbagai penjuru termasuk aksi penolakan dari fans membuat sembilan klub memutuskan mundur. Tersisa Madrid, Barcelona, dan Juventus yang masih bertahan. Kelanjutan Liga Super Eropa pun dipertanyakan.

Meski demikian, Perez mengatakan, proyek Liga Super Eropa belum berakhir. Tapi, dia kecewa dengan keputusan klub-klub yang mundur.

“Saya sedih dan kecewa karena kami sudah mengerjakan proyek ini selama tiga tahun dan mungkin kami gagal menjelaskan proyek ini dengan baik. Format Liga Champions sudah usang dan hanya menarik mulai dari babak perempatfinal,” ujar Perez, dikutip dari Marca, Kamis 22 April 2021.

“Format Liga Champions jelas tak cukup bagus, jadi kami berpikir bisa membuat format baru dimana kebanyakan tim penting di Eropa bertanding satu sama lain sejak awal musim. Kami berpikir format ini bisa berhasil dan menghasilkan lebih banyak uang untuk semua tim juga,” katanya.

Terkait keputusan semua klub Inggris menarik diri, Perez sudah punya feeling. Menurut dia, sejak awal ada satu klub Inggris yang sebenarnya tak tertarik.

“Ada satu klub Inggris yang tak terlalu tertarik dengan ini sejak awal. Saya takkan menyebut siapa. Saya pikir sikap mereka menular ke tim lain. Direktur-direktur di Inggris kebanyakan orang Amerika, mungkin dari NFL atau NBA. Mereka menarik diri karena atmosfer,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini