Ada Atribut FPI Dalam Penggerebekan Teroris, Pengamat: Pertegas Irisan sebagai Kelompok Radikal

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Atribut baju dan buku berlogo ormas Front Pembela Islam (FPI) ditemukan dalam penggeledahan terduga teroris di Kabupaten Bekasi dan Condet Jakarta Timur, Senin 29 Maret 2021. Meski ormas FPI sudah resmi dilarang oleh pemerintah pada akhir Desember 2020 lalu, namun rekam jejaknya masih perlu untuk ditelusuri.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi mengatakan bahwa temuan atribut FPI semakin mempertegas ormas tersebut sebagai irisan dari kelompok radikal.

“Penemuan simbol-simbol FPI ini semakin pertegas irisan FPI sebagai kelompok radikal tidak terbantahkan,” kata Islah kepada Mata Indonesia News, Selasa 30 Maret 2021.

Islah juga mengemukakan bahwa temuan ini juga bisa menjadi sebuah indikasi yang memperkuat dugaan bahwa FPI pendukung gerakan terorisme.

“Ini bisa jadi bukti FPI sebagai platform gerakan terorisme di Indonesia, salah satu platform,platform utama masih JI, JAD namun FPI sebagai pendukung,” kata Islah.

Selain itu, menanggapi temuan ini, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menegaskan bahwa pihaknya akan mendalami keterlibatan FPI pada rencana teror yang akan dilakukan oleh para terduga teroris.

“Jika ada keterkaitan, itu kan temuan awal. Nanti akan didalami oleh teman-teman Densus 88,” kata Fadil.

Adapun penggerebekan terduga teroris di Bekasi dan Condet ini merupakan rangkaian perburuan polisi usai peristiwa ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar pada Minggu 28 Maret 2021.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini