MATA INDONESIA, MOSKOW – Tak seperti kebanyakan presiden dan pemimpin negara lain, Presiden Rusia, Vladimir Putin justru tak mengumumkan dirinya telah mendapatkan vaksin virus corona.
Pihak Kremlin juga tidak mengungkapan nama vaksin yang diterima Putin. Kremlin hanya mengatakan bahwa presiden bernama lengkap Vladimir Vladimirovich Putin mendapatkan vaksin buatan Rusia.
“Kami sengaja tidak mengatakan suntikan mana yang akan didapat presiden, mengingat bahwa ketiga vaksin Rusia benar-benar dapat diandalkan dan efektif,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, melansir CNBC.
Ada tiga vaksin buatan Rusia, yakni Sputnik V, EpiVacCorona, dan CoviVac. Sebagai catatan, dua vaksin terakhir baru-baru ini mendapatkan persetujuan darurat.
Berdasarkan laporan media lokal, Presiden Putin menerima vaksin pada Selasa (23/3) malam waktu setempat. Tidak ada kabar lebih lanjut, mengenai dokumentasi ketika Presiden Putin mendapatkan vaksin, seperti para pemimpin dunia lainnya.
Terkait hal ini, Peskov mengungkapkan bahwa presiden berusia 68 tahun itu tidak menyukai gagasan vaksinasi di depan kamera.
Pada Senin (22/3), Putin memuji penjualan internasional vaksin Sputnik V yang berhasil meraup jitaan dolar AS, meski peluncurannya terbilang lamban.
Selain itu, Putin juga mengatakan perlu meningkatkan produksi vaksin untuk penggunaan dalam negeri dan bahwa memasok kebutuhan dalam negeri adalah prioritas utama.
Berdasarkan sebuah laporan, sebanyak 4,3 juta warga Rusia telah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19. Jumlah ini secara substansial lebih tinggi dari Inggris yang baru memberikan vaksin ke 2,3 juta warganya.
Sebagai catatan, Hasil uji klinis fase 3 menunjukkan vaksin Sputnik V memiliki efikasi 91,6 persen terhadap infeksi Corona. Peneliti mengatakan hasil ini sejalan dengan data kemanjuran yang dilaporkan pada tahap awal uji coba yang telah dimulai di Moskow, September 2020.
Vaksin ini dikembangkan oleh Pusat Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya di Moskow, sebuah pusat penelitian yang dikelola negara. Gamaleya memproduksi vaksin dengan dukungan dari Dana Investasi Langsung Rusia.